13 Apr 2022

Surat Untuk Abah (Part 2)

 Assalamualaikum Abah, akhirnya bisa cerita ke Abah lagi hehe..

Surat ini Mbak tulis murni karena sedang sangat merindukan sosok Abah. Iya meski tidak mungkin bertatap muka kembali, Mbak berharap Abah masih setia mendengar dan membaca apa yang ingin Mbak sampaikan.

Akhir-akhir ini, Mbak makin sering menangis sendiri. Entah itu karena hal sepele, atau hal berat. Rasanya sama saja, enak sekali rasanya menangis dalam diam Bah..

Ternyata menjadi tua itu tidak mudah ya Bah? Mbak kangen jadi putri satu-satunya Abah. Kangen merasakan akan selalu ada yang mendengarkan dari sisi seorang ayah. Mbak kangen untuk jadi tidak kuat, dan Abah akan berkata "nggak apa-apa Mbak... nanti sakitnya hilang kok.."

Rasanya ingin sekali menjadi usia 10 tahun lagi. Ketika Abah masih ada. 10 tahun adalah usia dimana Mbak terakhir kali merasakan menjadi anak yang sempurna dengan kedua orang tua. Rasanya ingin sekali kembali di hari-hari masih ada Abah.

Mbak sedang sangat capek, Bah. Hehe iyaa pasti Abah bakal bilang "lho, baru awal tahun lho.. Mbak kan capeknya akhir taun?" hehehe, iya nggak tau nih kok sudah kalah sebelum berperang.. Mbak juga bingung kenapa.

Tapi iya kok, Abah tu yang perlahan ajari Mbak kuat. Abah yang ajari Mbak jadi seperti sekarang ini. Abah yang ajarkan agar jangan gampang menyerah dan jangan lemah. Mbak kuat kok kaya Captain Marvel, Bah.

Tapi bolehkan, sekali-kali superheronya menangis?

Nggak apa-apa kan kalau Mbak kadang pengen jadi lemah dan rapuh? Captain Marvel pun bakal jadi seorang yang lemah kok kalau lagi sendirian.

Dear Abah, sudah malam ke 11 Ramadhan tahun ini, sudah Ramadhan ke 22 tanpa Abah. Semoga Mbak bisa jagain Mama sampai nanti ya..?

Kangen banget Bah. Kangen yang sampai sakit banget rasanya hati ini.

Wassalamualaikum.