5 Jun 2013

Punggungmu, Ksatria.

Halo, ketemu lagi denganmu...
another -mu, -mu, dan -mu..

Semacam harus bertahan untuk menahan rasa ini agar kamu nggak tahu. Tapi bodoh juga rasanya lama-lama menyimpannya. Aneh, namun nyata. Kalau kata Taylor Swift sih, kupu-kupu di perut beterbangan lagi menyambutnya. Setiap kali pengakuan itu ada.

Aku selalu bangga menyebutmu Sang Ksatria Perjalanan. Iya, seperti tulisanku yang lalu yang mungkin tidak kau baca. Hehe, aku yakin belum kamu baca deh. Well, aku bangga menyebutmu begitu. Sang Ksatria Perjalanan.

Kenapa?
Yap mari aku ceritakan sedikit.

Aku jatuh cinta saat berjalan bersamamu. Beriringan, menuju satu atau beberapa tempat random. Kita berdua kadang saling membisu dengan pikiran masing-masing, namun malah kadang tidak ada yang mau mengalah untuk membuka topik lebih dulu. Ramainya, meski hanya berdua.
Lalu aku sadar, hidupku tidak akan seramai itu tanpamu.

Aku jatuh cinta menatap punggungmu. Tegap, meski aku selalu menelan kata "tegap" itu mentah-mentah agar tidak terucap padamu, terucap didepanmu. Kokoh, namun menurutku rapuh di beberapa sisi. Merasa beruntungnya, hanya aku (mungkin) yang mengetahui seberapa rapuh punggung itu menopang nyawa pemiliknya.
Punggung yang akan selalu kurindukan, yang nggak pernah mau ngalah kalau jalan, yang selalu berkoar-koar kalau langkahnya lebih panjang dariku (yaiyalah!).
Lalu aku sadar, aku belum sekalipun menghadirkan punggungmu dalam dunia mimpiku di kota indah ini.

Aku jatuh cinta pada momen-momen itu, momen indah, berharga, manis, biasa aja, sampai momen yang paling kubenci.. bersamamu.Semuanya indah, semuanya kuingat lekat-lekat dikepala.

Tak tahukah kamu kalau aku menangis di ruanganmu saat sadar kita akan terpisah, dulu?
Tak tahukah kamu Ksatria-ku, aku mengamini semua doa dan cita-citamu. Semoga Allah segera mengabulkannya.
Tahukah? Allah memberiku satu misteri yang tak bisa kupecahkan hingga detik ini.
Misteri yang membuatku kembali mengingat "Janji 20 Tahun Lagi"-ku dengan Aidya, terangkat ke permukaan. Janjiku untuk menyatakan cinta ini padamu, di tahun ke-20.

Aku menghitung mundur, untuk mewakili mimpi-mimpi, tuk memenuhi mimpimu.
Aku menghitung mundur, dan tetap bertanya dalam hati, apa ini rahasia Allah untukku?
Aku menghitung mundur, beberapa waktu dari sekarang, untuk menuju Kota Tone River.

Serasa ingin menangis menyadari Allah menunjukkan hal-hal yang tidak kupahami. Serasa ingin selalu membagi pertanyaan ini ke kamu, namun aku takut kamu akan tidak enak hati.
Akhir kata, selamat bersibuk ria menuju Tugas Akhir ya, Ksatria :)