Kembali lagi dengan postingan
baru tentang Jogja. Duh, sedih saya karena lama banget yak jeda antara (4) dan
(5)? Tapi tidak apa. Akan ada hal-hal
yang bisa diceritakan dan tidak di Jogja. So, here they are :D
Dua minggu yang lalu, tanggal 31
Agustus 2014, saya bersama kawan-kawan sejurusan bertandang ke Kabupaten
Karanganyar untuk menghadiri acara pernikahan teman sekelas di kuliah. Sangat
bersemangat sekali saya saat itu, Alhamdulillah banget ikut merasa senang ada
kawan sekelas yang menikah. Tidak ada yang terpikir sebenarnya untuk
menceritakan perjalanan kami. Tapi sesuatu yang belum pernah aku lihat, yakni
kultur berbeda-lah yang ingin kutulis disini, budaya yang di kampung halaman,
Malang, tidak kutemukan. Kultur dalam penyambutan tamu di upacara pernikahan
ala Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Waktu acara di undangan tertera
pukul 09.30 pagi hingga pukul 13.00. Sebagian dari kami (utamanya yang berasal
dari Jawa Timur) sih berpikir kalau resepsi macam begitu datang terlambat tidak
masalah, berbeda pendapat dengan kawan yang berasal dari Jogja asli.
Menurutnya, kami harus datang tepat waktu, berjaga-jaga kalau model penyambutan
tamu undangannya ala “USDEK” kata dia.
Tertawalah aku. Model yang
bagaimana sih USDEK? Hahahaha..penasaran.
Begitu sampai di lokasi, kami
beruntung karena acara belum dimulai. Sehingga kami bisa mengikuti prosesi
hingga selesai. Benar juga kawan yang berkata bahwa prosesi ini akan
menggunakan adat USDEK, pukul 10.00 kami tiba, semua undangan nampaknya sudah
datang. Kursi-kursi yang diletakkan didepan halaman sudah penuh. Nah lho,
beginikah?
Tempat duduk sudah hampir penuh,
hingga kami akhirnya kebagian tempat duduk ditenda/terop yang dipasang halaman
tetangga dari pengantin. Kami tetap bisa menikmati rangkaian acara karena dekat
tempat kami duduk dipasang televisi yang menyiarkan secara langsung prosesi
didalam rumah.
USDEK adalah singkatan dari
rangkaian makanan suguhan dalam prosesi pernikahan ala Jawa.
Eh tapi, sepertinya kok yang
dimaksud Jawa disini adalah daerah Jawa Tengah dan Yogya yang masih memegang
teguh tradisi kental ajaran keratonnya ya. Karena dirumah dan dimanapun di Jawa
Timur (sepengetahuanku) kami tidak pernah melaksanakan prosesi macam ini.
Huruf “U” dari USDEK berarti
Unjukan. Unjukan adalah bahasa jawa untuk “Minuman”. Begitu kami tiba di tempat
duduk, dihadapan kami telah disediakan Unjukan berupa teh manis. Seperti yang
tampak pada gambar.
Selang setengah jam, setelah
penganten duduk di “kursi kebesaran”, tahap dua dari USDEK, yakni snack and
soup. Snack atau jajan adalah yang dibagi pertama. Kami dapat dua macam jajan,
semacam spiku dan sosis solo.
Tahap "S" untuk Snack dari USDEK |
Selang 15 menit, sop pun
dibagikan pada undangan. Kalau tidak salah namanya sup matahari. Enak banget :9
Rasanya mau nambah nambah,
hahaha…
Super Delicious Soup named "Sup Matahari", tahap "S" dari USDEK |
Super Delicious Soup named "Sup Matahari" |
Tahap ketiga dari USDEK adalah Daharan, yang berarti Makanan. Sungguh unik sajian yang kami terima. Nasinya dibentuk sedemikian rupa
hingga mengingatkanku pada salah satu jajan pasar yang kami namai “Putu Ayu”.
Main Dish on USDEK, "D" stand for Daharan |
Selang 20 menit, undangan
kembali dibagikan tahapan –hampir- akhir dari USDEK yakni huruf “E” yang adalah
Es Krim. Makan eskrim beginian nih, yang sekarang udah jarang banget kutemui
dikota-kota. Lagi-lagi..enaaakk :9
"E" dari USDEK itu untuk Eskrim |
Tahap terakhir dari USDEK adalah huruf “K”-nya
yang berarti Kondur. Kondur dalam bahasa berarti Pulang. Pulang dengan perut
yang super duper full, dan tentunya buatku adalah ide nulis blog yang
kuilustrasikan dengan senyum-senyum sepanjang acara, hehehehe.
Tapi tidak lengkap rasanya kalau kami belum
berfoto bersama penganten yang jadi empunya acara. Inilah kami… taraaaaaaaa!!
Barakallah Faizal, dan Istri. Semoga yang lain cepet nyusul, aamiin (*eh) |
Eh waktu prosesi ceramah oleh ulama, Pak Kyai berpesan "Duren Duren, Roti, Roti. Biyen yo Biyen, Saiki yo Saiki" yang arti bahasa-nya: Lain dulu lain sekarang, jangan disamakan.
Kurang lebih begitu sih. Hahaa menohok sekali buung!
Dapet pengalaman baru, dan inilah..postingan baru. Hwehehehe.
Ofcourse, Jogja you are too kind for me :D (*as always)