27 Nov 2012

Di Jurang Kenanganmu Aku Sempat Bertahan

Selama ini aku selalu mencoba menghapus ingatan yang berkaitan denganmu, baik itu ingatan yang seharusnya tidak begitu penting, hingga ingatan-ingatan yang membekaskan jejak keberadaanmu di kepala.

Yes, hal-hal kecil yang selalu saja kau ulang berulangkali. 

Hwem...
Terkadang kau memintaku melakukannya pula, 
dan itu menjadikan ciri khas dirimu dan menorehkannya sebagai biodata utamamu di kepala. 

Hal-hal kecil yang kurasa manis, tetapi yah.. aku merasa akhirnya harus berani menghapus semuanya.


Seringkalinya aku bertanya pada Tuhan, mengapa kita perlu dijumpakan? 

Mengapa waktu itu ada? 

Serta berjuta pertanyaan lainnya termasuk pertanyaan "why me??", itu juga berkali-kali kuulangi. 

Tapi...
Aku merasa perlahan Tuhan memang menunjukkan jalan yang harus kulakukan. 
Yakni melupakanmu, benar-benar melupakanmu.


Sedih sekali melihat perubahanmu yang begitu cepat.
Entah karena aku tak bersamamu lagi untuk waktu yang kurasakan sangat amat lama,
atau memang kejamnya dunia baru merubahmu menjadi seseorang yang.............................asing.

Aku meminta Tuhan, dan akhirnya Dia menjawabnya dengan banyak petunjuk.

So here I am now,
So hard to say goodbye, but I have to.

So hard to say thankyou for everything, but I need to thank it to you.
Well, it was over.

Dan diujung jurang kenanganmu, kenanganku, dan juga segala kenangan kita kini aku berdiri.
Bersiap meluncurkan segalanya tetangmu kedasarnya hingga tidak ada yang tersisa.

Di jurang ini aku sempat bertahan, hingga Dia telah memberi petunjuk terjelasNya.
Di jurang ini aku bertahan, dan menangis terkadang.
Di jurang ini.

16 Nov 2012

Aku dan Pepohonan Basundhara

aku tak tahu apa yang dibawanya,
karena saat bertemu, aku merasa seperti telah terjadi sebelumnya..
hingga matahari fajar di puncak basundhara mencoba mengangkatnya setinggi dagu.

langkah demi langkah aku lalui tanpa satupun menyapa,
hanya semilir angin gunung, pohon bernyanyi bersama, hewan-hewan kecil bersayap sesekali lewat,
menemaniku dengan setia, memberikan kekuatan tuk melangkah lagi dan lagi..
melangkah menujunya.

perjalanan yang asing, hingga tak lagi asing dibuatnya.
apa yang telah kuperbuat? apa yang kulakukan selama ini?
bukankah dia selalu ada bersamaku..
pertanyaanku kujawab sendiri, kulakukan sendiri...
dan matahari senja basundara mengaburkannya.

ketika aku berpaling, sesuatu mencoba menahan.
keinginan yang lebih dari seharusnya, berharap lebih dari yang biasanya.
entah apa yang membuatnya berbeda.
dan pepohonan basundhara mencoba menceritakannya.

Sang Ksatria pernah berada dan berpijak ditempat yang sama sepertiku.
dia menyapa seluruh alam dengan satu senyuman menenangkan.
ketika aku tidak mampu, dia melakukannya dengan baik.
apa yang dibawanya, membuat alam memeluk malam-malam serta doanya.

pernah aku berharap, sekali saja Yang Maha mengijinkan aku bertemu dengan Sang Ksatria.
tetapi langkahku sendiri berbelok sebelum waktunya.
mungkin menutup diri, sedikit terbuka namun tak cukup untuk terlihat berubah.
penyesalan selalu terbayar dengan sedikit kesedihan.

kini sepertinya Dia telah memberiku jalan kembali,
menuntunku perlahan menuju tempatnya berada.
aku tak henti mengucap doa, dan berharap semua akan baik-baik saja seperti yang dijanjikanNya.
hingga pepohonan dan dedaunan basundhara, tersenyum  samar dibalik rona merah senja ini.