7 Jul 2013

Japan 2013 : Omongan Sambil Lalu Yang Didengar Tuhan

Beberapa orang bilang, mimpi hanya mimpi. Nggak lebih.

Tapi.. Buatku, untuk beberapa hari ini, dan akan menjadi seterusnya, mimpi bukan lagi hanya sekedar mimpi. Itu benar-benar terwujud dihadapanku.

Banyak orang di dunia merasa bahwa hidup mereka selalu mengikuti arus yang ada, dan, tidak berjalan sesuai dengan apa yang mereka selalu gambarkan dibawah alam sadar mereka.
Well, kurang lebih saya juga sebenarnya.

Kalo ditanyain apa yang menjadi tujuan hidup saya, saya nggak akan bisa menjawabnya dengan tegas. 

------------------------------------------------- stop for a moment ----------------------------------------------

Hari ini dilanjutkan dengan sedikit galau, sedikit sedih, sedikit senang, bangga, rindu yang tiba-tiba, dan juga mata yang berkaca-kaca. Kenapa hidup selalu berjalan tanpa sesuai kehendak kita?

Mungkin jawabannya adalah karena, ketika suatu sistem bekerja sesuai dengan perasaan maka garis yang dia ciptakan tidak akan sepenuhnya lurus.

Ketika kita memulai sebuah fase dalam kehidupan kita, hal yang kita ungkap pertama kali saat fase tersulit adalah "Yah, emang sulit". Jadi saya menganggap keluhan itu wajar.

Sudaaaaaaaaaaaaah, cukup preambule berfilsufnya.
Postingan kali ini aku kepingin bercerita hal yang sedang aku alamin sekarang. Hal yang terjadi (nggak) diluar nalar, tapi memintaku untuk lebih dan lebih lagi sadar..bahwa Tuhan sayang padaku.

Aku punya seorang kawan karib yang kukenal semenjak SMU, sebutlah namanya si Ndul.
Kami semenjak lulus SMA sudah tidak berada di lingkungan yang sama. Eh~ sempat sih, 1 universitas selama kira-kira kurang dari 1 semester. Lalu dia pindah, menuntut ilmu yang jauuuh lebih tinggi, di Jepang.

Well, semenjak saat itu kami jarang sekali bertemu. Kami berkomunikasi via messenger dari seluler dan komputer, serta melakukan banyak obrolan dan hal-hal yang tidak penting melalui fasilitas dunia maya tersebut. He he he.

Bagaimana mungkin kami tidak melakukan hal-hal unimportant? 
Kami jarang sekali lho bisa bertemu. Tahun-tahun kemaren, Ndul jarang sekali pulang ke Indonesia.
Sudah pasti, dia selalu merindukan negerinya dan bagaimana dia hidup di kota tercinta, Malang.

Lalu aku meninggalkan Malang juga akhirnya untuk menapaki hidup baru sebagai mahasiswa magister di Kota Sejuta Cinta, Jogjakarta. 

Makin sulit bagi kami untuk bertemu. 1 tahun yang lalu misalnya, saat dia pulang ke Indonesia aku bahkan belum bisa pulang ke Malang. Jadi kami tidak bertemu. 
Sudah lebih 2 tahun tidak bertemu dan saat itu kami tidak tahu kapan akan bertemu lagi.

Sempat aku bercerita padanya, bahwa ada kesempatan untukku bertemu dengan dia di Jepang. 
Yep. Ada kesempatan double-degree untuk jurusanku S2 di Jepang. Tapi kecil sekali itu bisa terjadi, karena kebetulan konsentrasi yang disediakan berbeda dengan tema thesisku nanti. 

Sempat sedih, tapi dengan penuh keyakinan saat itu aku berkata padanya,
"Tenang ae, ngko tak susul kowe nang kono! Mbuh piye carane, tapi pasti aku mrono!" (tenang  Ndul, nanti kamu akan kususul gak tahu gimana caranya, tapi pasti kesana!)

Hahaha, kalimat itu serasa tidak ada artinya buatku saat itu. Hanya ingin berharap "mimpi" itu terwujud, tapi dengan waktu yang entah kapan.
And suddenly, tawaran short trip exchange ke Univ Chiba datang.

So here I am now. Menikmati udara yang sama dengan Jendul. 
Udara Jepang.

me and the newest view of Tokyo Eki - Tokyo Main Station - Juli 2013
Inilah aku, mengunjungi tempat-tempat yang bahkan selama ini tidak pernah aku impikan untuk datangi karena terlalu tingginya impian itu, 
hingga aku memilih untuk menguburnya dalam-dalam.

Tempat dimana doa-doaku untuk dia kuarahkan.
Tempat yang selama ini ingin sekali kugambarkan dengan mataku sendiri dari gambaran-gambaran ketikan-ketikan messenger-nya padaku seringkali. Namun aku memilih untuk menguburnya dalam-dalam.

view Tokyo Skytree dari apartemen Jendul - Juli 2013

Tempat dimana dia berjuang untuk hidupnya yang berat diawal perkuliahan, diawal-awal hingga akhir tahun kelulusan sekolah "super tinggi"-nya di Jepang. 
Tempat dimana seluruh tangis dan tawanya dia jatuhkan sekeras gravitasi negeri Sakura.

Tempat yang juga jadi impian sang Ksatria, dan oleh karenanya menjadi tempat penuh tanda tanya bagiku..well, sulit untuk menjelaskannya dalam kata-kata.

Hingga kini aku tahu bagaimana Tuhan bekerja dan berkehendak dari doa-doa yang kulayangkan padaNya, diantara harapan kami. 
Kini aku tahu bagaimana Tuhan menyayangiku, menyayangi dan selalu melindungi si Ndulah dimanapun dia berada.

Kini aku tahu, apa yang mama harapkan padaku dari doa-doa beliau. 
Setiap dia menengadahkan tangan dan berkomat kamit tanpa aku paham apa yang beliau ucapkan. 

Kini aku tahu bagaimana harus berterimakasih padaNya.
Sebuah hadiah dariNya, yang sangat menyayat hati sekaligus sangat amat menyenangkan bagiku di pertengahan 2013 yang penuh kesempurnaan.

Dan inilah, kalimat yang entah kapan bisa kuwujudkan, 
akhirnya secepat ini bisa terwujud oleh kuasaNya.

Thanks Ndul, wow suddenly I miss having moment with you Ndul =((


and.. Have a nice day, Chiba!