25 Feb 2015

Semua Kan Sepi

Tetiba ingat, aku masih berhutang satu kata terimakasih..

Dan satu kata maaf.

Perkenalan kita begitu singkat, pun cerita yang terukir didalam perkamennya.
Itu menyenangkan. Aku menikmatinya.. Diantara sedih dan perasaan tertekan akan bingungku dan takutmu akan tujuan.
Yap, tujuan kita berbeda.

Kau tau? Betapa terkejutnya aku tau ada apa dibalik senyum dan diam mu yang selalu menjadi topengmu itu.
Aku terkejut. Namun bertopeng senyum.
Sama. Seperti yang kau lakukan pada dunia.
Iya, sama. Seperti yang kau ajarkan.

Darimu, aku belajar berjalan setelah sempat terkilir sesaat dan pandangan ini hitam.
Nampaknya aku harus menorehkan inisialmu diantara yang lain, dalam ucapan puji kehadirat-ku.
Namun kiranya aku diijinkan, saatnya sudah tiba tuk tidak lagi lebih dalam mengetahui segalanya tentang kamu.
Karena kurasa ini terlalu jauh. Dan kurasa sebelum semakin jauh. Karena bukan itu yang jadi keinginanku atasmu selama ini.

Maaf ya.

Aku rindu, tapi yasudahlah.

Kau memang harus pergi.
Dan tak apalah, meski ini semua kan segera kembali...sepi.

Kau tak harus, tak usah lagilah..tuk kembali,
Jika saatnya nanti saat kau baca torehanku ini.

~ngejawab lagu ciptaan Eross, Berai.
Kebetulan pas dengan kondisi sekarang~