Hai kamu pemilik (lebih dari) sejuta alter. Kusampaikan ini, untuk kau perhatikan.
Hai kau, ketahuilah. Tidak ada satupun yang terlewati untuk dinikmati dari-Nya.
Dua puluh sembilan langkah sudah ia kayuh sepeda kumbang usangnya dari perempatan padat dan angkuh Kaliurang bawah. Pisang yang dikirimnya ke pasar-pasar dari kebun belakang, ludes. Dari sudut mataku, aku melihat dia sambil berdoa..
Semoga keselamatan tercurah selalu untukmu Mbah.
Berisik.
Begitu aku mengomentari suara motor butut yang sedang melintas. Ayah dari tiga orang putra itu sudah mengantarkan penumpang kelimanya sehari ini. Adalah kebetulan yang tidak biasa, Jogjakarta tidak hujan sepanjang sore. Yah, meski sumuk sekali suhu udaranya tapi alhamdulillah, lumayan sekali pendapatan ngojek untuk hari ini ya Pak?
Matanya kembali menyipit lagi. Silau pantulan sinar matahari dari kaca-kaca mobil memaksa untuk menciptakan filter alami, memejam setengah mata, demi indera penglihatan yang tetap awas selama bertugas.
Peluh keringat mengucur deras di pelipis.. diusapnya buliran keringat dengan rompi berwarna mencolok yang dipakainya setiap hari, -setiap bertugas- mengatur lalu lintas simpang empat Terban yang selalu ramai sepanjang hari.
Hari ini kerupuk yang dijemur di latar belakang pasti kering! batinnya gembira.
Sekali lagi, Alhamdulillah terucap dari lubuk seorang dari sudut lain kota Jogja.
Dari arah Bonbin Gembiraloka, April melangkah riang menuju kosan. Shelter transjogja SGM - kosan yang berjarak hampir sekilo tidak terasa dia tempuh. Hari ini ijazah S1 pendidikan gurunya udah jadi dan bisa diambil.
Akhirnya selesai juga urusanku dikota ini! Segera balik kampung ah. Lusa wis musti ngajar anak kelas 2 e.
One more time pemirsa... Alhamdulillah.
Aku bukan sok-sok tahu masalahmu.. sok-sok nyuruh kamu jadi paranormal. Pun bukan memintamu untuk ngempet. Eh tapi tidak ada keluhan dan (kuanggap itu) masalah yang tidak bisa diselesaikan.
Setidaknya, bukan selalu diselesaikan sih.. tapi lebih ke "selalu akan ada ujungnya". Oleh karenanya kalimat hamdalah tak pernah henti terucap dari bibir orang-orang. Termasuk setitik contoh diatas.
So, keep calm yah Kaaak (kusebut dengan sebutan yang kamu bilang kamu nggak suka nih, yo ben! Wekekekek) ada Alloh yang selalu mendengar keluhanmu lho.
Meski kamu ngomongnya nggak ngeluh, kamu tunjukin dunia kamu sedang bermasalah, minta diperhatikan, itu ya ngeluh. Aku nggak memungkiri, aku juga sering mengeluh. Sering banget malah. Maka marilah kita merenung sejenak bersama yee..
Dia Sang Maha yang seringkali kamu tinggal dan kamu lupakan, nggak ngeluh. Njuk njenengan kok hobi banget ngeluh wi ngopo? Sudah banyak yang bilang, "iyo ngomong kuwi gampang.. coba jajal lakonono!" Mbokyo yang masuk kuping kanan keluar kuping kiri itu kalimat yang itu!
Aku belajar menjadi seorang dengan pola pikir positif lho Kak, setelah sebelumnya aku menjadi seorang yang penuh dengan kecurigaan dan pesimistis. Itu nyata, aku merasakan betapa aku berubah.
Nah, kalau aku bisa.. kenapa kamu enggak?
Anyway, apakabarmu? Masih banyak tugas yah? Kuliah padat emang enak? Hahahaha. Maaf bercanda. Semoga tugas-tugasnya segera selesai, ya. Semoga akan ada tempat baru untuk dikunjungi besok.
Ben ora kudet nemen ngono!
Kamu pernah bilang, dari semua kalimat-kalimat yang pernah kau utarakan soal si Gadis Biru, cerita baik lisan dan tulisan tentang dia..semuanya menyiratkan bahwa gadis itu belum dewasa.
Ada beberapa pendapatmu yang benar. Sejujurnya aku syok mengetahui kebenaran, karena kadang kebenaran memang hanya millik-Nya.
Belum sempat aku bercerita tentang berita menyakitkan sekaligus mengejutkan yang pernah kamu komentari, kok ya kita sudah nggak saling sapa.
Walah.. =D
Well, aku pribadi sih ingin mempertemukanmu dengannya.
Semoga bisa bertemu lagi yah. Segera.
Dan saat itu tiba.. Silahkan kenali dia lebih dalam, monggo.
Kamu masih sok komen sih. Wong belum mengenal dia yang sebenarnya lhoo..
Sok ngartis lu! Hahaha.
Well..
Semoga tradisi sekaten masih seindah yang lalu yaaa Kaka =)