22 Okt 2010

Menuju Basundara (Panderman's Mountain Top)

ada hasrat yang terpendam untuk menambah postingan blog saya dengan perjalanan yang memberi penuh kesan bagi saya diwaktu silam. dan salah satu perjalanan yang belum terlaporkan (serasa bikin dokumen perencanaan, he he) adalah pengalaman saya bersama beberapa teman masa SMA untuk mendaki Gunung Panderman di Batu Malang.
hmm, untuk tidak mengurangi hasil karya, ada baiknya saya tidak mengubah isi postingan perjalanan yang sebelumnya sudah saya postingkan di akun Friendster saya. blog di akun tersebut penuh dengan cerita perjalanan saya sebenarnya, namun sayangnya sudah sekitar 2 tahun ini situs jejaring tersebut tidak memiliki banyak peminat.
lho, daripada membahas situs jejaring sosial, akan langsung saya kembali suguhkan petualangan kami menuju Basundara (re-post by myself at July 21st 2007).
check this out!
-------------------------------

bener-bener pengalaman yang mengesankan.. siang itu, jam udah menunjukkan pukul 2 lebih sedikit, kami berempat janji berkumpul di sma 3 -bukan mentang-mentang alumni,tapi karena memang gak ada tempat janjian yang lebih pas,mungkin- ketika aku datang, ternyata aswin dan yayak udah duduk2 di ruang tatib, chepi yang ngasi tau..
setelah bercengkrama dikit sama aringga dan seorang adik kelas 11 -sori aku nggak tau nama dia- kami memutuskan untuk berangkat.. sebenarnya kami udah memohon-mohon pada yakong untuk minta diantar ke gerbang panderman, tapi ternyata dia nggak bisa, yasudahlah..hehe.
setelah sepeda chepi n aswin dititipkan di terminal landungsari -saat itu masih lenggang, karena belum jam pulang sekolah+pulang kerja mugkin- kami naik angkot ungu seharga 3rb repes seorang..[yayak kayaknya ga terima dg harga yg menurutnya terlalu mahal-tapi kami gak bgitu mempermasalahkan]
perjalanan begitu panjang. aku nyesel bawa banyak barang karena akhirnya aku sendiri ga kuat, n yayak yg bawain ranselku..hik, maaf yo ring, giring!? hehehe..

malam tiba, dan kami baru saja menanjak di penghabisan jalan aspal -karena panjangnya jalan itu,argh! beban mental bener2!- kami yg hanya bermodal pengetahuan dari pak Ye terus melangkah sehabis melaksanakan sholat maghrib di mushola warga (desa terakhir sebelum pos tiket masuk) kami memutuskan untuk berjalan terus naik ke atas menerobos malam,sering sekali berhenti karena kakiku kram -aku cewek sendiri lo! yaaa maklum kalau manja sendiri, heheheha- setelah sudah merasa mendaki tiga perempat sebuah bagian gunung yang kami yakini itulah puncak panderman, kami baru merasa tersesat karena jalan buntu..
kami kembali lagi menyusuri rute jalur gelap, ke bawah dan bermalam di salah satu ladang kosong yg tidak digunakan -bodohnya kami semua merasa udah berada di latar ombo, tempat beristirahat sebelum mendaki ke puncak, padahal salah kaprah!-
malam kami habiskan untuk makan, merokok, serta pastinya menyiapkan tenaga untuk mendaki lagi besoknya..
banyak bintang dengan jumlah tak terhitung menemani kami mendirikan tenda, menyalakan kompor nesting, memasak mie, sholat isya

-chepi sempat ngeliat bintang jatuh sekali, katanya- hingga kami pergi tidur tanpa sadar karena kelelahan..
[kamera berjuang keras mengabadikan sinar fajar ini.. SUBHANALLAH]
ketika fajar tiba, anak2 sibuk foto2 coz emang sunrisenya indah banget..[dasar narsis].
tepat setengah tujuh kami sudah berpacking dan siap untuk kembali mendaki menuju latar ombo, diiringi perasaan sengsara karena ternyata kami salah jalur hingga harus turun sedikit (lagi) untuk menuju jalur pendakian yang dimaksud..

aaargh!

setelah berjuang keras dan sempat nyasar beberapa kali, kami akhirnya sampai di tempat yang dmaksd Latar Ombo.. yah, ternyata sekitar 2jam perjalanan dari tempat kami kemah. huff.. kami kira udah di puncak, ternyata masih jauhh!



kami melanjutkan pendakian dengan ditemani gunung2 yang lebih kecil di sisi2 pegunungan panderman ini,jauh disisi utara kami berempat bercokol puncak arjuna yang seperti menghina tim kami ini, karena gak kunjung sampai ke puncak.. kurang ajar ya? hehehe






buset,aku gak menyangka jalur menuju puncak basundara bakal segitu berat. kemiringan yang hampir sepuluh derajat memaksa kami climbing di beberapa sisi.. dan aku lebih sering terperosot, hehe. tengs banget buat chepi yg selalu berada di belakangku.





jam menunjukkan pukul 10.30 waktu kami hampir menyerah sehingga bersandar di sebatang pohon,
“ini puncak’e dimana???” tidak ada seorangpun yang tau karena kami berempat memang baru pertama kali mendaki pegunungan ini.. tapi kami terus mendaki ke atas.
setelah melewati dua puncak kecil, tanah yang kami pijak mendatar.. setalah melewati 15 menit perjalanan di padang yang bersemak tinggi, aswin yang berada paling depan, jauh di depan yayak, aku, dan chepi berseru hingga mengagetkan kami, “ALLAHUAKBAR!”

ya.. basundara udah selangkah lagi dari kami.
di puncak basundara hanya ada sebongkah batu bertulisan seperti ini.
kering, gersang, tidak ada satupun pohon tumbuh di puncak, dan kami baru menyadari sesuatu..
Yep,
Kami Berada Di Balik Awan..
ketika turun, kami kehabisan minum dan hampir tak sadarkan diri ditengah jalan,
sungguh amazing mengingat pendakian membutuhkan waktu hampir 4jam, namun ketika turun kami hanya butuh1 setengah jam..
terimakasih basundara..
puncak yang indah. bukan karena pemandangannya, melainkan cara kami mencapainya merupakan perjuangan yang kami gak bisa bayar dengan darah kami sekalipun..

bayangin ae, 4 orang yg gak tau apa2 bisa naik ke puncak pada ketinggian kurang lebih 2000 meter dpl dan bisa sampe turun lagi dengan selamat.. adalah hal yang ga bisa dilakuin tiap hari..

and someday,
aku pengen melakukannya beberapa kali lagi..

5 Okt 2010

just. . .

siapakah yg akan kau jadikan sasaran keluhmu?
siapakah orang yg mendengarmu meneriakkan hal yg tidak ingin didengar siapapun?
mengapa segala hal selalu tidak berjalan seperti harapan..
kenapa keinginan ini tertunda oleh hal-hal yg percuma..

ingin rasanya mati sejenak,
dan ketika bangun, aku telah siap menantang dunia.
oke,
selamat malam..