Assalamualaikum.
Jam di meja sudah menunjukkan pukul 01.12 WIB.
Sedang belum tidur ini pemirsa, dengan alasan yang nggak penting amat seharusnya. Alasan yang nggak perlu ditulis, karena ini dunia maya. Tempat dimana semua orang bisa membacaku dari tulisanku. Meski cuma nebak-nebak. Lagi mikir siapa? Lagi nulis tentang siapa? Lagi suka ama siapa sih?
Well, we can't be just that open right?
Pengennya sih mengomentari banyak-banyak beberapa orang karib yang barusan sehari tadi bercerita mengenai masalah hidup mereka. Lalu lebih jauh kepikiran untuk nggak terlalu banyak komentar.
Menurutku, untuk saat ini, menjadi karib dengan kuping lebar = "pendengar setia" adalah yang terbaik. Kaya di postinganku dulu.. entah di blog ini, entah di FB, atau twitter ya,, aku pernah bilang kalau seorang wanita lebih tenang didengarkan aja daripada dikomentari saat dia cerita mengenai ombak dan gelombang hidupnya. (NB: buat pembaca cowok, ini akurat lho. Silahkan dicoba ^_^)
Siang ini tadi aku terlibat obrolan nggak penting ama seseorang. Topiknya apa, itu nggak penting. Titik pokok yang kepingin aku tulis disini adalah, yah.. aku kayaknya harus buru-buru mematahkan hatiku sendiri.
Kenapa?
Hemm. Soalnya.... Tiba-tiba ngerasa, semua angan-angan tentang "kalo emang iya.. dia pasti begini. kalo emang iya.. dia pasti begitu.." dan ternyata dia yang kumaksud ini, NGGAK PERNAH begini atau begitu.
Nggak waktunya puitis. Males bikin puisi aku. Jadilah dini hari ini aku meracau di blog-ku tersayang.
Eh, aku keinget. Beberapa hari lalu, aku bangun pagi hari dalam keadaan positif sekali. Seperti seseorang yang baru dapat inspirasi baru buat ngerjain skripsi atau thesisnya, seperti seseorang yang nemuin cara buat mbuka simpul tali yang nggak bisa dibuka banyak orang. Rasanya.. gimana ya?
Hmm..
Seperti makan buah strawberry.
Kadang yang kta bayangkan manis, dia kecut. Kadang kita sudah siap dengan kecutnya, nggak disangka dia manis banget. Sensasi kaget yang aku sukai.
Buat hidupku juga.
Aku nggak sering ngerasa begitu dalam kehidupan nyata. Jarang banget malah. Sensasi yang kaya gitu cuma terjadi saat doa-doa ku ke Tuhan dikabulkan disaat aku belum menyangka bakal dapet. Sensasi yang Subhanallah kan? :D
Sayangnya kemaren itu cuma sensasi bangun pagi. Semoga besok dapat lagi ya! Aamiin.
Ngobrol soal keinginan. Tiap manusia pasti punya keinginan terpendam dengan kasta paling tinggi, keinginan yang paling ultimate. Impian yang jadi passionmu hidup. Hei, begitupun aku nggak jauh beda. Aku punya impian paling dalam, dan itu hal yang indah. Impian yang jadi untaian doa di tiap detik dan moment aku terlibat dalam bincang-bincang akrab denganNya. Impian yang mengiringi doa-doa 'kecil' lain.
Hae yang lagi baca, punya juga kan? :D
Ustadz Yusuf Mansur bilang, Allah suka hambaNya yang berdoa.
Doa mendekatkan kita. Melemahkan kita dihadapanNya.
Kenapa?
Ya karena kita mengakui ke-Esa-an Dia.
Mengimani Dia dengan kata-kata permohonan kita. Kita percaya, kita iman kepadaNya.
Aku bisa bilang kalau kalian, kita, yang pernah dalam hidupnya berbincang dengan Tuhan hingga menangis, bersujud dan memohon dengan sangat,, adalah orang-orang yang beriman padaNya.
Kita percaya keberadaanNya, jadi kita meminta Dia mendengar kita.
Tuhan mendengar. Dia tahu.. =)
Pagi hari yang dini ini.. Playlist winamp hanya memutar 2 lagu. Lagu pilihan yang aku pikir bisa menemaniku menulis disini tanpa berhenti.
Salah satu lagu mengingatkanku pada seorang kawan satu angkatan di kuliah postgraduate-ku sekarang. Lagu ini lagu kesukaannya. Lagu favorit yang ada di handphone-nya.
Seorang kawan dengan pribadi unik. Cenderung menyendiri, cenderung tidak berbaur, dan cenderung ada pada tempat dan waktu yang menurutnya "efektif" saja.
Aku yakin dia ---yang semoga saja saat ini sedang tidur terlelap disana dan bermimpi--- punya impian. Salah satu impiannya adalah yang sedang dia jalani disana sekarang. Impian yang membuat aku diam-diam tersenyum simpul merasa bangga pernah mengenalnya.
Dia mencapai impiannya dengan gigih dan sebenar-benarnya perjuangan. Dia mencapai dengan tidak sembarangan mendengarkan orang. Tidak sembarangan melangkah. Penuh perhitungan yang cukup lama. Menunjukkan betapa dewasa pola pikir dan sifatnya.
Well...
Semoga perjuanganmu tidak berakhir sampai impian itu terwujud ya.!
Semoga perjuanganmu, seringkali kuliah berangkat pagi buta dari rumah yang nun jauh disana setelah menyelesaikan seabrek pekerjaan rumah yang jadi kewajibanmu,, dan pernah sekali kau bercerita, terhalang oleh rem blong sepeda yang hampir saja mencabut nyawamu, semua hal yang akan kau ingat sebagai cerita perjalanan hidup itu, dapat segera terbayar lunas.
Semoga Allah mendengar doaku untukmu =)
Lagu yang lain adalah lagu yang posisinya sama dengan lagu yang kawanku itu suka, tapi berlaku untukku. Lagu yang menguatkanku saat aku sendirian dan kepingin sendirian. Liriknya simpel, nggak begitu bermakna dan nyambung dengan what I feel right now, tapi cukup membuatku terdiam di mulut, dan ingin berjalan kaki jauh sekali rasanya. Hingga perasaan-perasaan yang ngganjel ini hilang.
Lagunya The Brothers Four - Try To Remember.
Enjoy it.
I think I'm already sleepy now. Good night!
Wassalamualaikum