Assalamualaikum!
Akhirnyaa bisa posting hasil jalan-jalan lagi nih =D
Seneng sekali rasanya.
Kali ini acara ke Rawa Pening yang berlokasi di Kabupaten Semarang ini bukan sekedar untuk jalan-jalan sebenarnya. Kebetulan jurusan sedang mengadakan short course bertemakan ecoDRR, dan aku tergabung didalamnya. Field trip kita ini terkait DRR (Disaster Risk Reduction), yang adalah mengobservasi bahaya dan bencana serta penanggulangannya di wilayah sekitar Rawa Pening.
Acara kemarin bertepatan dengan hari Rabu, 13 Februari 2013 dan kami semua seharian disana dari pagi hingga menjelang malam.
What a day yess, hehe =))
Buat yang belum pernah ke Rawa Pening, aku sarankan mending bawalah keperluan piknik karena wana wisata Rawa Pening ini (yang berlokasi di Bukit Cinta -- begitulah Pemerintah Kabupaten Semarang mengembangkan dan menamai titik pusat kegiatan wisatanya) cocok sekali untuk melepas penat dan lelah sambil menikmati makan siang.
Ditambah dengan tempat wisatanya yang bernama Bukit Cinta, huwadoo.. so romantic yes?!
Ha ha ha.
Sempet beberapa kali aku mengambil foto dan mencoba mengabadikan moment - moment kami di Rawa Pening, and here they are!
Tina kepotret, *eh |
Our Lunch Scenery -- Bayangkan betapa sejuk udara disini -- |
sebelum field observation, kami ada sedikit pengarahan dari dosen, dan inilah ecological map basin Rawa Pening dan sekitarnya |
fisherman's |
mas - mas nongkrong ( |
hasil tinjau lapang di pedesaan sekitar Rawa Pening |
tide even |
kami nggak tau ada hewan sebesar itu disini!! hahaha |
another side on Rawa Pening |
pintu air Tuntang, you can see how much the Eceng Gondok here |
Pintu Air Tuntang |
Pintu Air Tuntang -again- |
That's it!
Satu hal yang ini aku dapatkan, kenyataan bahwa kurangnya pengelolaan dan pengembangan akan wana wisata ini yang membuat Rawa Pening tidak se-famous saat dahulu. Bisa juga disebabkan faktor alam dan penanganannya yang kurang menembak langsung pada permasalahan utama. Sehinga permasalahan yang dari awal sudah ada menjadi sulit / tidak teratasi dan bertambah kian harinya.
Contoh: tanaman Eceng Gondok.
Semua media membahas betapa membludaknya populasi Eceng Gondok di kawasan ini. Masih terasa banget menyakitkan di hati dan kuping kalau mendengar cerita masyarakat sekitar betapa pendapatan harian dari keberadaan wana wisata ini menurun drastis dari waktu ke waktu.
Yaa mungkin yang belum adalah titik balik untuk masyarakat dimana mereka mau lagi giat bareng-bareng membersihkan tanaman-tanaman itu. Bukan cuma dipilihin yang bagus, dijadikan kerajinan, dan sisanya dibuang lagi ke Rawa Pening. Itu bukan hal yang baik untuk kelanjutan Rawa Peniiiing, meeen..
Bayangkan apa yang bisa mereka dapat jika Eceng Gondok itu tidak menjadi masalah besar.
Seperti kualitas air yang tinggi, pemandangan wisata yang so lovely, Bukit Cinta yang terbangun dan terkembangkan dengan baik, dan juga minat wisatawan yang terus meningkat karena mereka "betah" untuk berwisata dan (menurutku sih cocoknya emang) berpiknik di Rawa Pening.
Okelah, semoga segera diperbaiki dan someday saya ingin mengajak keluarga saya mengunjungi Rawa Pening ini deh! Ha ha.