13 Jun 2014

Tentang Ambisimu



Apa jadinya kalau lingkaran ini tidak menaungi kita? Akankah aku tetap terluka, dan memaksakan bibir tetap tertawa dihadapanmu? Sepertinya segalanya menjadi berbeda dengan sendirinya.

Terkadang aku menikmati lingkaran ini, meski sadar ia takkan bertahan lama. Tapi terkadang hatiku berjengit sangat sakit, saat sadar kita ini bukan dan tidak akan menjadi apapun.
Sakit sekali bukan? Memaksakan hal yang tidak pada tempatnya.
Kamu dan aku merupakan satu jalur yang tidak searah. Kamu dan aku, seperti udara karbon yang merindukan lenyap oleh kebutuhan hijaunya daun. Kita, dipertemukan hanya untuk musnah.

Aku benci merasa kagum sekejap. Bukankah kekaguman fitrahnya merupakan ketapel untuk melanjutkan perjalanan? Bukankah itu adalah kamu?
Kamu sadar, namun membalas ejekan dunia dengan sinisnya. Tawamu yang menghina.
Iya, tawamu menghina dunia kau tahu?

Dan kita tertawa bersama.

Wow.  =)

Aku tahu engkau sedang sakit, menunggu penyembuh itu datang.
Aku tahu, seluruh ceritamu adalah kejujuran. Meski dunia diatas dunia mengingkarinya.
Ambisimu membuat dunia terlalu mudah mengacuhkan impianmu..
Sebenarnya aku sadar.. jika kamupun tahu, aku sakit, aku tidak memintamu menopangku.
Aku takut bergantung terlalu lama pada hal yang tidak dapat aku miliki.

Hal yang kita berdua tahu, penyembuh yang dimaksud tak lain adalah dan hanyalah.. waktu.

Maka dari titik ini, kita berjalan tanpa arah. Kamu dan aku, sejalur tapi tak ingin sejalur.
Searah tapi beda tujuan. Aku tahu kau ingin kemana, tapi tak kan kubiarkan kau tahu aku ingin kemana.
Itu akan menyakitiku dengan keterbukaan yang terlalu.

Aku benci ambisimu. Itu kosong dan berdebu.
Tapi aku kagum kamu tetap percaya akan kepercayaan itu sendiri.
Membuatmu selalu sukses untuk berdiri lebih tegak dari yang kau kira. Aku sangat, amat kagum.
Aku mencintai kekagumanku.
Aku mencintaimu dengan kagumku. Tidak, tidak akan lebih dari itu.

Dan tolonglah, jangan selalu meminta lebih. Tolonglah jauhkan wajah itu dariku.
Tolonglah sekali saja, kau penunjuk jalannya. Jangan terus berdiri  mendampingiku.
Senyummu hambar saat kamu tampak bodoh. Aku benci hambar itu.

Kau tahu?
Penghapus ditanganku ingin sekali menghapus senyummu.
Tapi menghapus senyummu, berarti menghapus kehadiranmu disisiku. Menghapus seluruhmu.
Karena selama itu, hanya senyum itu yang membuatku menilaimu masih berhati.

Sementara lagu yang kunyanyikan itu masih mengalun dikepalaku,
Aku takkan membiarkanmu jatuh. Sampai waktu akhirnya membuatmu jauh dari pelupuk dan jangkauan mataku.

Kau akan pulang segera, dan aku juga akan pulang kepangkuan impianku.
Kita akan terbedakan jarak, aku akan dengan mudahnya merindukan senyum hambar yang selalu kutadah dengan tawa ini.
Tentu saja. Akan sangat merindukan ambisimu yang berkobar, tapi tetap saja akan kutertawai.

Suatu saat kau akan tahu. Sajak ini adalah tentangmu.
Suatu saat kau akan mengerti. Tertawa adalah doaku.
Doa yang sama saat mata itu berpaling dan perutku jadi serasa jatuh.
Doa untuk semoga akhirnya kau sembuh dari luka, dan bahagia.

Lights will guide you home,
And ignite your bones.

I will try, to fix you.

11 Jun 2014

Memahamimu..(Fix You cover)

Hidup enggak selalu melulu tentang diri sendiri. Ada kalanya waktu berjalan nggak kerasa untuk mencoba berjalan beriringan dengan yang lain. Disitu aku paham, aku harus bisa memahamimu.
(he??)

Eh tadi nggak sengaja mendengar lagu ini terdengar di radio saat perjalanan kembali ke Jogja. Entah hantu apa pula yang membuat guita bersemangat sekali mewujudkan apa yang ada di kepalaku. Hehe.

Kira-kira seperti ini liriknya lagu yang ingin aku dan Guita duetkan tadi :

When you try your best, but you don't succeed // When you get what you want, but not what you need // When you feel so tired, but you can't sleep // Stuck in reverse

When the tears come streaming down your face // When you lose something you can't replace // When you love someone, but it goes to waste // Could it be worse?

Lights will guide you home // And ignite your bones // And I will try to fix you

High up above or down below // When you too in love to let it go // If you never try you will never know // Just what your worth
Lights will guide you home // And ignite your bones // And I will try to fix you
Tears stream down your face // When you lose something you cannot replace // Tears stream down on your face // And I.. 
Tears stream down your face // I promise you I will learn from my mistakes // Tears stream down on your face // And I..
Lights will guide you home // And ignite your bones // And I will try to fix you.

Hola para penyuka band Cold Play, sudah pasti tahu kan sejarah lagu ini?
Tapi hebatnya ambiguitas di dunia. Aku ingin nyanyikan ulang karena teringat seseorang disana.

Dia memang nggak mewakili dunia sih. Tapi aku yakin seseorang yang lain disana, entah dimana merasa dialah dunianya. Konspirasi dunia juga sih yang mempertemukan kami.
Saat punggungnya berjalan pergi, aku tersenyum. Dunianya lucu. Dunianya, dimatanya, berwarna jingga yang kemilau, warnanya cerah, persis secerah sang matahari saat aku tertawa dan melepasnya untuk tenggelam di ujung timur Pulau Jawa kemarin. 
Duniaku lucu? Ah tidak, tapi ini mungkin dimatanya adalah gurauan.

Sudah sudah, here we go, Fix You (Cold Play) :