31 Agu 2017

Kesan Kesekian

Kalau boleh curhat, saya sudah jengah berurusan sama pelayanan publik yang 1 ini. 

Diawali dari insiden awal tahun, dimana saya yang membantu membuatkan dokumen untuk ibu saya sekalian perpanjangan milik saya, saya merasakan sekali kalau saya dipersulit saat waktunya pemberkasan pada bagian saya.
Mbak/Ibu petugas pelayanannya (saya sampai sekarang masih ingat wajah si Ibu/Mbak tersebut, eh kok barusan saat mau duduk, dipertemukan lagi sama Allah, sakit banget hati saya kalau ingat) membentak saya, intinya beliau mengatakan bahwa perpanjangan dokumen saya belum bisa dilakukan karena masa berlaku dokumen saya masih 10 bulan lagi. Padahal saat itu saya sudah berencana untuk memperpanjang sekaligus dengan milik Ibu, maksudnya ya biar kami tidak perlu berulang kali kesini.
Si Ibu/Mbak nya pun saya yakin bakal bosen kok lihat kami bolak balik ke kantornya..

Si Mbak/Ibu nya pun sudah saya informasikan jika saat menuju kantor pelayanan tersebut kondisinya saya sudah melakukan pendaftaran online dan bahkan sudah membayar.
Yah.. akhirnya uang tersebut harus rela saya hanguskan, hanya karena saya tidak ingin berlarut larut berurusan dengan Ibu/Mbak bagian pengecekan tersebut yang menurut saya belum pantas jadi frontline pelayananan publik.
Sampai sekarang, saat curahan ini saya tulis, saya pun masih tidak habisnya berpikir.. Beliau itu apa pernah mencoba berada di pihak kami ya?
Beliau apa pernah sadar.. kalau masyarakat akan jauh lebih prefer mengecek via internet, karena jauh lebih mudah, tidak perlu bertatap muka (bahkan sampai disemprot) dan repot beradu mulut.
Namun kenapa saya yang saat itu masih belum sempat melakukan cek berkas walk in ke kantor beliau langsung dimarahi karena saya melakukan pendaftaran dan pembayaran melalui internet.
Saya masih ingat kata-kata pedas beliau "si Mbaknya kenapa gak tanya kami dulu ke sini sih???"
Badalah.. Kagetlah saya. Perasaan dulu saat menyusun dokumen ini, saat saya belajar di DIY saya tidak diperlakukan sebegini kasar. Tetapi kenapa saat di kampung halaman saya malah dipersulit?
Jujur sampai saat ini, saya masih sakit hati dengan Mbak/Ibu tersebut.

Saya menulis sambil menunggu pengambilan paspor adik saya. Di kantor yang sama.

Iya, kami sedang mengurus paspor.