2 Agu 2014

Ruang di Hati Untuk Dia


Sering sekali aku jatuh cinta pada jarak moment diantara kita, hingga hampir setiap perubahan frame ingin sekali kuabadikan.
namun aku sadar, kita bersama karena paksaan dunia..
dan kau terpaksa menerima keberadaanku karena dunia memintamu.
aku pun demikian..awalnya.
cup of coffee anyone? 😃

kebiasaanku menikmati waktu, sesakit apapun, sesempit dan seterpaksa apapun, akhirnya membuatku mengakui..aku jatuh hati padamu.
berat sekali mengakuinya..malah sempat kutepis hingga timbul konflik dari dalam kepala.
yang akhirnya dengan tertawa kuterima..iya, aku memberikan sedikit ruang di hati untukmu masuk.
aku memberikan sedikit ruang di hati untukmu menjadi bahan mimpi.
aku merelakan tempat itu..tempat yang sudah lama kosong.. untuk lagi dan lagi, jatuh hati.

namun bedanya kini hanyalah, bukan sosoklah hatiku bertolak.
bukan berdasar kekagumanlah hati ini memilih..
dengan sangat hati-hati kukatakan bahwa, aku jatuh hati karena terpaksakan keadaan.
haha.. tidak, aku yakin kau tidak akan sakit hati mendengarnya.
karena kau itu adalah kau, kau yang selalu menelan pahitnya pil hidup.
kau yang selalu menerima mentah-mentah sakit, dan membuncahkannya dengan ceroboh disaat yang kurang tepat..
itulah kau, yang berbicara terkadang melalui emosi.

tapi aku mulai berpikir.
apakah aku jatuh hati karena melihat sosokku dimatamu?
apakah kau..jelmaanku yang dikirimNYA dari masa depan dan atau masa lalu, untuk menampar wajahku dengan panci dan parutan besi?
hwemm...mungkin.

maka benar adanya. aku membencimu seketika.

saat kau memilih untuk tidak melihatku,
bertolak pada yang lainnya. aku sadar...inilah patah hati yang sesungguhnya.
rasanya sungguh fantastis. sakitnya, muaknya, sesaknya.
dari hati ke kepala, dari kepala ke mulut, dari mulut.....kutelan lagi.
iya, kutelan lagi loh..
lha, kok tanya kenapa..?
ya karena aku cerminanmu! atau karena engkaulah cerminanku?

mungkin kau tak sadar telah dikirim dari masa lalu dan atau masa depan untukku.
mungkin memang dikirimnya untuk waktu yang hanya sejengkal, kemudian hilang.
mungkin saja memang untuk hilang. tidak kembali. meski hanya berucap kalimat "Sampai Jumpa!" atau bahkan mengucap salam.

tapi dalam mimpiku, jika kau tahu..
aku dengan lantangnya berucap padamu, aku jatuh hati padamu, aku rindu mengulang momen bersama kita.
ketahuilah, kaulah inspirasi sajak-sajakku, inspirasi penolakanku pada dunia..
inspirasi kebaikanku pada sesama, dan pada yang lebih tua.

dan semoga saat nanti kita dipertemukanNYA lagi, aku masih mampu tuk jatuhkan hati ini padamu.

jatuh, yang tidak ingin dibiarkan berdiri lagi..seperti saat umurku berjalan sebelia ini.