17 Feb 2014

Tulisanku Pada Lembaran Abu-Abu

Kembali lagi ke lembaran berhiaskan aroma abu-abu.

Lembaran dimana semua yang nampak dimata berwarna sama, warna yang masih kubenci. Bukan abu-abu, tapi hijau temaram yang sedih.
Warna itu yang selama ini menjadi warna favorit(–terbohong-)ku. Hijau yang jelek, tidak berharapan, hijau yang memuakkan. 

Itu.. Warna favoritmu yang menjadi warna yang kubenci. Sesungguhnya aku benci kamu apa warna favoritmu? Entah ya.. Bisa jadi itu keduanya.

Aku memilih untuk memilihmu. Pilihanku jelas kemarin, mendiamkanmu. Sambil kudiamkan. Berusaha menyulam sakit dipangkal leher dengan sisa-sisa senyumku. Senyumku ternyata menarik sedikit otot-ototku, membuat luka itu sakit lagi. Alih-alih sembuh, dia tetap menganga walau tak kasat dimata.

Kenapa sajakku hanya tentang luka? Entah.
Aku menikmati luka, mungkin. 
Sama, mirip halnya, ketika aku mulai mencintai waktu-waktu dimana aku sedang sendiri. Sendiri dan sakit hati. Hujan datang, dan semakin benci.

Semua ada sebabnya, mengapa Dia mempertemukan kita waktu itu.
Kenapa kau tetap disana meski aku tidak menginginkanmu, dan kenapa kau diam-diam memikirkanku meski itu nyata tidak perlu. Ah, kok bisa aku tau?
Haha. Mungkin angin yang membawa virus kegilaan padaku.

Atau mungkin itu nyata? Nyata aku ada dikepalamu? Sebagai apa? Kalau hanya sebagai batu ginjal, maka buanglah. Aku hanyalah sesuatu yang tidak nyata dihidupmu.

Namun, kau selalu nyata di doaku. Jika kau ingin tahu.

Ada kata”terimakasih” yang belum sempat aku ucapkan dengan bibirku. Ada kata ”maaf” karena sikapku yang selalu kasar saat kita sedang dalam satu mimbar yang sama. Apakah aku dimaafkan olehmu? Semoga aku dimaafkan olehmu. 

Ada sebagian orang yang membiarkan hidupnya bahagia dengan sendirinya. Sebagian orang disisi lainnya, berusaha sekuat tenaga membuat agar hidupnya bahagia. 
Aku bagaimana? 

Nampaknya aku berdiri menggigil diantara emosi-emosi yang lahir diantara keduanya.

Aku. Menggigil membutuhkanmu. 
Membutuhkan saran-saran bodohmu yang dulu selalu kutertawakan dengan sinis. 
Aku. Memanggil namamu.

Aku, yang tidak tahu sedang di sisi mana dirimu berada.
Aku, yang terlalu licik untuk bergerak mengarah ke salah satu sisi. Mengkhawatirkan keadaanku yang nanti mungkin gagal menemukanmu. 

Aku. Mungkin dilarang Tuhan menemukanmu.

Mungkin saja kau sedang berusaha untuk membahagiakan hidupmu, keluargamu, cita dan cintamu.. Berusaha mati-matian untuk membahagiakan lingkungan sekitarmu.
Surga itulah yang engkau tuju.

Atau mungkin saja kau sedang menikmati hidup.
Sambil bersantai menikmati kopi sore, membaca buku fiksi favoritmu. Berkawan sepiring gorengan hangat. Membiarkan hidup mengalir, bagai sungai yang tenang dimusim pergantian kemarau.

Aku. Menggigil memanggil namamu. Merindukan mungkin. Terluka untuk merindukan.
Bukan rindu hingga terluka. Bukan. Bukan!

Bertanya pada udara kosong. Berteriak pada dinding lapuk. Mencoret-coret kertas yang sudah robek. Mencoba menulis sesuatu tentangmu. Namun inilah yang muncul dari tanganku.

Akankah aku dimaafkan?


#AbsurdDay

13 Feb 2014

Jogja, You Are Too Kind! (4) | Edisi : Self-Pleasure

Loha, bisa ngelanjutin postingan sebelumnya itu subhanAlloh sekali..

Aku udah tulis bagian ke tiga hingga ke satu (itung mundurnya) di bulan yang sama tahun 2013 lalu. So, mungkin kalo berminat ubek-ubek monggo cek di bagian  "update" dikolom sebelah kanan blog ini. 

Beberapa minggu ini aku merasa useless tingkat maksimal. Terutama yang berkaitan dengan proposal tesis. Seperti yang aku tulis di beberapa postingan sebelumnya. Proposal harusnya udah jadi akhir tahun lalu. Tapi karena satu dan lain hal (termasuk perombakan konsep) aku jadi terus berbenah.
Kebetulan (apanya yang kebetulaaannn -_______-") ini adalah minggu-minggu terburuk dari sesi-sesi bimbingan proposal tesis. Cuma berharap bisa segera kelar. Kalo enggak, banyak pihak akan merasa sangat dikecewakan. Banyak waktu yang akan aku buang.
God, please save me! =(

Oke tjukup curcol (curhat colongan)-nya *tampar pipi keras-keras* fokus!!
 
Kenapa kok judulnya Jogja You Are Too Kind Bagian Empat? Karena postingan ini dibuat khusus sebagai bentuk terimakasih sama Jogja sebagai tempat aku ngasi lembar pengalaman baru. Disini aku pengen share bagian-bagian di Jogja yang menjadi spot-spot self pleasure-ku.
Cuma beberapa sih, inshaAllah segera ditambah lagi deh yaa di postingan selanjutnya. He he. 

Well Let's Cekidot!

1. Warung Bakmi Jowo
Ada beberapa spot yang menjadi tempat makan bakmi jowo favorit aku. Selain karena aku yang emang semenjak stay jogja jadi suka bakmi jowo, tempat-tempat yang kusebutin ini bisa jadi tempat nongkrong yang seru all-night-long!
- Bakmi Jowo Hotel Cailendra Jl. Taman Siswa Yogyakarta. 
Ini tempat pertama aku merasakan enaknya bakmi jowo. Selain jual bakmi jowo, juga ada bakmi goreng, dan nasgor. Kadangkala kalau lagi pengen banget, aku makan disini sendirian. Akibat jarak tempuh yang lumayan dari daerah UGM, jadi kadangkala anak-anak pada males diajakin kesini cuma buat makan. Hehehe..
Bakmi Goreng Depan Hotel Cailendra Jl. Taman Siswa, Yogyakarta. Enak!
- Bakmi Jowo Semarangan Mas Bayu Jl. Kaliurang KM 6.5
Sebagai alternatif makan bakmi jowo yang dekat dengan kontrakan, aku biasa makan disini. Tempatnya deket. Seberang Mirota Pasaraya Jakal agak turun keselatan dikit. Terbiasa bungkus sih, karena deket rumah =D recomended bakmi jowo nih! Anak-anak serumah pada suka bakmi jowo puedesnya. Mantap katanya Lulu.
Bakmi Jowo Semarangan Mas Bayu, Jl. Kaliurang KM 6.5 Sleman yang dibungkus makan dirumah.Mantap!
- Bakmi Pele Alun-Alun Utara, Bakmi Swalayan Gadingmas Jl. Kaliurang Km 5, dan Bakmi Jowo lainnya yang lupa belum kesebut. Kalian semuanya berarti dihidupku =))

2. Tugu Jogjakarta
Sebenernya kalau tugu jogja sih bukan buat self-pleasure, apalagi yang buat direkomendasikan. Tapi kalau bingung cari objek buat me time bersama Nikolas, aku selalu menjadikan Tugu sebagai objek foto yang eksotis. Mbuh itu siang, ataupun malam.
Tugu From Nikolas, Agustus 2013
Tugu Taken By Phone, Juli 2013




 3. Angkringan
- Angkringan SSS "Spesial Susu Segar" Jl. Monjali, Sleman. Tempat ini asik buat nongkrong sampe tengah malam. Kesampingkan menu susu-nya deh, aku lebih sering beli makanan yang dijajakan di angkringan modern di warung ini. Betah sekali ngobrol kalo disini bareng temen-temen. Sendiripun oke.. (sebenernya kalau sendiri itu oke-nya oke banget, kan bahasannya lagi self pleasure nih, hahaha) sayaangnya nggak pernah ambil foto kalau pas disini. 
- Angkringan Kopijos Depan Kantor Pertamina Jl. Mangkubumi, Jogjakarta. Kalau pas disini, nasi rica jamurnya boleh dicoba.  Tapi kadang kalau lagi bawa temen dari luar kota dan belum pernah ngangkring, kupesenin kopijosnya. Biar tahu rasa dan bentuk  kopijos maksudnya.
- Angkringan deket kontrakan, Angkringan Stasiun Tugu, Angkringan Manut, dan semua angkringan yang berkesan dihatiku. Thankyou for such pleasure, Jogja! =D
Angkringan Stasiun on Nikolas
4. Platinum Internet Wifi & Cafe, Jl. Kaliurang KM 5
Sering banget kalau pas pengen banget sendirian, aku ngendon seharian disini. Menyenangkan dan bener-bener bisa ngasi inspirasi. Kayaknya nggak cuma aku aja yang berpendapat demikian, karena tempat ini nggak pernah sepi pengunjung =D
Langit Jogja dari Platinum di bulan Januari 2014 taken by phone. Bagus ya? =D
5. Kolam Renang
Sebenarnya baru beberapa kali aku renang di Jogja. Inginnya sih mengembalikan kebiasaan di Malang dulu, what a self pleasure buat mecahin stress banget renang itu menurutku.
- Kolam Salsabila, Seturan. 
- Kolam Renang Tirta Sari, Jl. Kaliurang KM 9. Tempat ini yang aku banget. Airnya dingin, kedalaman pas buat olahraga, dan kolamnya gede.
Kolam Tirta Sari Jl. Kaliurang KM 9

Sekian dulu postingan ini.  

Quote of the post-nya :
"Tidak semua orang punya perasaan senang yang sama akan suatu hal, kadang kamu perlu waktu sendiri saja buat memahami apa yang benar-benar jadi sumber kesenanganmu"