Selama ini aku berusaha untuk tetap bertahan,
tidak bertanya, dan menahan pertanyaan itu tetap berendam dikepala.
Entah jawabannya tidak ada,atau memang tanpa dijawab seharusnya aku sudah mengetahui..
Bahwa dia berharap akan sesuatu yang menjadi impiannya.
Mohon maaf apabila terkadang aku tak mampu berada setara,
bukan tak ingin, atau merasa tak mampu.
Hati ini hanya memilih jalan yang bukan dijalanmu, tapi aku tak ingin melepasmu pergi,
taukah kalau pilihanku tentangmu itu sebenarnya sangat menyakitiku?
Setiap untaianku memiliki arti,
entah bagimu, untuknya, ataupun untuk mengolok diriku sendiri..
Setiap kata-katanya pasti ada dan hidup untuk memberiku makna.
Agar suatu waktu ketika aku membacanya lagi, aku mampu mengingat letak dan keberadaanmu,
apa yang aku rasa, dimasa saat aku menciptakannya.
Berharap aku tak menunjukkannya langsung,
agar kamu dan dirinya mengetahui bahwa untaian ini untuk kalian.
Memilih untuk tetap terselubung,diantara semua hal yang sudah terpaksa aku buka.
Berharap untuk tetap tertutup, dan memilih untuk tidak tertunjukkan, sebenarnya tidak perlu, bagi dunia.
Namun meski perlunya sebesar nyawa, bagiku.
Seringkali aku memohon maaf pada Tuhan, karena mendoakanmu.
Memaksa untuk hal yang (kurasa) sepertinya sedang tidak menjadi jalanmu..
Aku terkadang menangis untukmu, memohon agar Tuhan Yang Maha segala menyampaikan rasa ibaku, rasa sayang yang terlampau berlebihan ini,
dan rasa cinta yang sebetulnya belum perlu untuk kutunjukkan sekarang,
agar kau selalu berada pada jalan itu.
Salahkah apabila ada nama-namamu disetiap doa?
Pilihan yang tepat adalah meninggalkanmu sejenak,
merasa penting untuk tidak melulu mengetahui keberadaan dan kondisimu..
Ataupun mencoba merindukan dirimu, dan dia, kalian yang aku sayangi diluar batas takdir umur ini.
Bismillah, harapanku hanyalah masaku dimasa itu segera datang,
merasakan tak lagi berada pada atmosfer nafas kalian.
Bismillah, aku sudah niatkan.