21 Des 2013

^____^

"..yakinkan hatimu, kau milikku..
karena ku tahu engkau begitu..
karena ku tahu engkau begitu.."

Mengantarkanku pada lamunan masa tlah lalu,
masa dimana aku tak tahu nantinya aku bakal mengabaikanmu..
Mengabaikan perhatian, kepedulian, dan perasaan mendalam darimu..

Lagu itu lho, yang meyakinkanku dan membuatku hanya menatap namamu disaat itu..

Semoga Allah selalu bersamamu.
Semoga hidupmu bahagia yak!
Aamiin.

19 Des 2013

Cerita Untuk Kamu Perhatikan

Hai kamu pemilik (lebih dari) sejuta alter. Kusampaikan ini, untuk kau perhatikan. 
Hai kau, ketahuilah. Tidak ada satupun yang terlewati untuk dinikmati dari-Nya.

Dua puluh sembilan langkah sudah ia kayuh sepeda kumbang usangnya dari perempatan padat dan angkuh Kaliurang bawah. Pisang yang dikirimnya ke pasar-pasar dari kebun belakang, ludes. Dari sudut mataku, aku melihat dia sambil berdoa..
Semoga keselamatan tercurah selalu untukmu Mbah.

Berisik.
Begitu aku mengomentari suara motor butut yang sedang melintas. Ayah dari tiga orang putra itu sudah mengantarkan penumpang kelimanya sehari ini. Adalah kebetulan yang tidak biasa, Jogjakarta tidak hujan sepanjang sore. Yah, meski sumuk sekali suhu udaranya tapi alhamdulillah, lumayan sekali pendapatan ngojek untuk hari ini ya Pak?

Matanya kembali menyipit lagi. Silau pantulan sinar matahari dari kaca-kaca mobil memaksa untuk menciptakan filter alami, memejam setengah mata, demi indera penglihatan yang tetap awas selama bertugas.
Peluh keringat mengucur deras di pelipis.. diusapnya buliran keringat dengan rompi berwarna mencolok yang dipakainya setiap hari, -setiap bertugas- mengatur lalu lintas simpang empat Terban yang selalu ramai sepanjang hari.
Hari ini kerupuk yang dijemur di latar belakang pasti kering! batinnya gembira.
Sekali lagi, Alhamdulillah terucap dari lubuk seorang dari sudut lain kota Jogja.

Dari arah Bonbin Gembiraloka, April melangkah riang menuju kosan. Shelter transjogja SGM - kosan yang berjarak hampir sekilo tidak terasa dia tempuh. Hari ini ijazah S1 pendidikan gurunya udah jadi dan bisa diambil.
Akhirnya selesai juga urusanku dikota ini! Segera balik kampung ah. Lusa wis musti ngajar anak kelas 2 e.  
One more time pemirsa... Alhamdulillah.


Aku bukan sok-sok tahu masalahmu.. sok-sok nyuruh kamu jadi paranormal. Pun bukan memintamu untuk ngempet. Eh tapi tidak ada keluhan dan (kuanggap itu) masalah yang tidak bisa diselesaikan.
Setidaknya, bukan selalu diselesaikan sih.. tapi lebih ke "selalu akan ada ujungnya". Oleh karenanya kalimat hamdalah tak pernah henti terucap dari bibir orang-orang. Termasuk setitik contoh diatas.

So, keep calm yah Kaaak (kusebut dengan sebutan yang kamu bilang kamu nggak suka nih, yo ben! Wekekekek) ada Alloh yang selalu mendengar keluhanmu lho. 
Meski kamu ngomongnya nggak ngeluh, kamu tunjukin dunia kamu sedang bermasalah, minta diperhatikan, itu ya ngeluh. Aku nggak memungkiri, aku juga sering mengeluh. Sering banget malah. Maka marilah kita merenung sejenak bersama yee..

Dia Sang Maha yang seringkali kamu tinggal dan kamu lupakan, nggak ngeluh. Njuk njenengan kok hobi banget ngeluh wi ngopo? Sudah banyak yang bilang, "iyo ngomong kuwi gampang.. coba jajal lakonono!" Mbokyo yang masuk kuping kanan keluar kuping kiri itu kalimat yang itu!

Aku belajar menjadi seorang dengan pola pikir positif lho Kak, setelah sebelumnya aku menjadi seorang yang penuh dengan kecurigaan dan pesimistis. Itu nyata, aku merasakan betapa aku berubah.
Nah, kalau aku bisa.. kenapa kamu enggak?

Anyway, apakabarmu? Masih banyak tugas yah? Kuliah padat emang enak? Hahahaha. Maaf bercanda. Semoga tugas-tugasnya segera selesai, ya. Semoga akan ada tempat baru untuk dikunjungi besok.  
Ben ora kudet nemen ngono!

Kamu pernah bilang, dari semua kalimat-kalimat yang pernah kau utarakan soal si Gadis Biru, cerita baik lisan dan tulisan tentang dia..semuanya menyiratkan bahwa gadis itu belum dewasa. 
Ada beberapa pendapatmu yang benar. Sejujurnya aku syok mengetahui kebenaran, karena kadang kebenaran memang hanya millik-Nya. 
Belum sempat aku bercerita tentang berita menyakitkan sekaligus mengejutkan yang pernah kamu komentari, kok ya kita sudah nggak saling sapa.
Walah.. =D
Well, aku pribadi sih ingin mempertemukanmu dengannya. 
Semoga bisa bertemu lagi yah.  Segera.
Dan saat itu tiba.. Silahkan kenali dia lebih dalam, monggo
Kamu masih sok komen sih. Wong belum mengenal dia yang sebenarnya lhoo..
Sok ngartis lu! Hahaha.

Well..
Semoga tradisi sekaten masih seindah yang lalu yaaa Kaka =)

13 Des 2013

Keep Calm

"simpan mawar yang ku beri, mungkin wanginya mengilhami..."

kalau boleh sih ya... ketemu lagi,
ada banyak yang harus kita omongin..

mungkin salah paham,
mungkin salah tangkap, bahkan;
mungkin ketemu lagi pun salah.

tapi aku minta Dia untuk bisa ketemu lagi kok..
tenang, kalau jodoh, pasti ketemu kok..

kangen kan?
hehehe.

kamu nggak akan selalu dapet apa yang kamu pengen.
iya, itu bener.
tapi Dia akan selalu -bahkan udah sering bangeet- kasi apa yang sebenernya kamu butuhkan.
(meski bukan aku sih, yang sebenernya dibutuhken..)

okelaaa...
monggo, diunjuk bakminya.
mumpung masih panas,
dan ujan diluar belum berhenti.


-keep calm and eat bakmi jowo-

2 Des 2013

I've Got The Way

You've got a way with me
Somehow you got me to believe
In everything that I could be
I've gotta say-you really got a way

 

You've got a way it seems
You gave me faith to find my dreams
You'll never know just what that means
Can't you see, you got a way with me

 

It's in the way you want me
It's in the way you hold me
The way you show me just what love's made of
It's in the way we make love

 

You've got a way with words
You get me smiling even when it hurts
There's no way to measure what your love is worth
I can't believe the way you get through to me

 

It's in the way you want me
It's in the way you hold me
The way you show me just what love's made of
It's in the way we make love

 

Oh, how I adore you
Like no one before you
I love you just the way you are

 

It's in the way you want me
Oh it's in the way you hold me
The way you show me just what love's made of
 

It's in the way we make love  
It's just the way you are 

Hari ini hujan turun kembali, suasana yang sama ditempat berbeda. Saya sedang pulang ke Malang mengurus sesuatu dan sengaja mendekam lebih lama disini, berharap ide thesis segera muncul.
Iya bener deh ternyata, ide itu muncul dari seorang temen di Malang yang udah berganti titel sekarang menjadi dosen, thanks Bul ;)

Lagu Shania Twain diatas menemani seharian tadi, entah kenapa kepala ini kok seneng banget berdendang lagu itu, padahal udah lama banget ga denger dan ga ada di list winamp tuk diputar berulang-ulang. Kalo kamu yang lagi baca, tau artinya lagu ini.. meaningful banget ya?
Hehe. Semoga segera ada obyek yang jadi alasan aku menyanyikan lagu tersebut.

Thesisku sedikit banting setir nih, nggak dari tema-nya sih. Tapi dari gaya membahasnya. Semakin dimudahkan deh intinya..tapi entah kenapa kok seneng banget ngelakuinnya--ngerjainnya meski nggak sama dengan konsep yang ada di kepala kemaren-kemaren. Ada satu semangat baru disini. Semangat untuk lompat dan segera beranjak jauh dari hari-hari kemarin, hari-hari yang bingung dan sempet makin dibikin bingung oleh beberapa hal yang harusnya nggak menggoyahkan semangatku untuk mengerjakan thesis.
Semoga ga lama-lama yah kelarnya. Aamiinn. 5 bulan kelar kudu nih.
Kamu, yang baca, mau bantu aku? :)

30 Nov 2013

Lagi Lagi..

perjalanan kali ini pilu lagi..
tangisanku tak berhenti lagi..
kerinduan yang membuncah pada beliau lagi..

Abah pergi terlalu cepat.
terlalu pagi.
terlalu dini.
aku masih sangat membutuhkan pelukan, senyuman, pertanyaan-pertanyaan penenangnya di akhir hari sebelum tidur.

ah... Abah. fiya kangen.

"andaikan kau datang kembali, jawaban apa yang kan ku beri?"

28 Nov 2013

Cinta, Kenapa Begitu Sulit?

Sudah lama rasanya bahasan-bahasan macam ini terpendam dikepala. 
Jejak tur bekasnya sih ada, tapi kenapa nggak pernah bisa diungkapkan di kalimat dan kata, itu yang masih bikin bertanya-tanya.

Sedikit geram rasanya dengan cara orang indo menyikapi sebuah kebijakan baru. Apalagi jika mereka menentang, ga sependapat dengan kebijakan yang diterapkan gitu. Cenderung mengedepankan emosi, kasar. Duh. Salah ga ya kalau aku sebut perilaku tersebut kurang berpendidikan? Kayaknya sih sah aja kali ya. Maklum, selama ini di pendidikan sarjana aku bukan aktivis kampus yang hobi menyuarakan pendapat dengan lantang sih. Jadi belum tau batasan apakah yang diperlukan untuk unek-unek macam ini.
Padahal kalau diinget, aktip di kegiatan mahasiswa ya aktip. Tapi kok urusan politik rada ogah, ya?
Hehe itulah alasannya jadi cupu bersuara lantang gini.

Atau, njenengan yang lagi baca, tau ndak? 
Infokan ke saya ya. Via sms, whatsapp, atau kalo nggak tahu kemana, bisa via komen dibawah. Asal nggak via shafarani, itu nama saya. Hehehehe :p

Hal-hal yang ingin saya bahas disini kebetulan lagi ada contohnya yang lagi 'hot'. Yakni pemberlakuan jalan searah oleh walikota terpilih baru Kota Malang, H. Anton.
Bisa dibayangkan, ada pro dan kontra terkait dengan kebijakan baru ini. Kalau sempet jalan ke daerah di lokasi kebijakan baru diterapkan, bakal kelihatan kalau ada beberapa pihak masyarakat yang ngerasa dirugikan dengan kebijakan Abah Anton -panggilan beliau waktu kampanye- yang menerapkan beberapa jalan protokol dan vital di kawasan pendidikan Malang dijadikan satu arah.
Spanduk penolakan, caci maki, hujatan, permintaan ganti rugi terpampang dimana-mana. Setidaknya itu yang aku denger dan baca, maklum belum pulang kampung ke Malang sebulan semenjak kebijakan diterapkan ini.
Heboh deh intinya.

Kalo dari sisiku, ada hal-hal yang setidaknya belum mereka lakuin, dan keburu melakukan aksi protes macem itu. Mungkin beberapa hal.ini menurut sebagian orang, terutama yang dirugikan, akan terasa buang waktu dan nampak bodoh sih. 
Tapi yah ga ada salahnya mengesampingkan emosi dan mulai mengintip serta mempertimbangkan hal macem ini:

1. Pahami dulu alasan diadakannya kebijakan ini.
Sudah jadi pandangan umum kalau sebagian besar akses jalan yang kini dijadikan satu arah merupakan jalan kolektor yang kelasnya sudah harus naik. Semenjak Batu menjadi sasaran wisata utama dengan Malang menjadi akses masuk utama jalan tersebutyang sekaligus jalur lokasi pendidikan sentral di Malang jadi padat. Sementara guna lahan yang ada tidak memungkinkan hierarki jalan ini mendapatkan promosi naik jabatan. Maka pemberlakuan satu arah dengan model akses melingkar adalah salah satu jalan keluar mengatasi permasalahan dari meningkatnya fungsi jalan tersebut. 
Intinya? Yo kuwi loh Kang, kemacetan, parkir on street, pertumbuhan dan pertambahan kepadatan penduduk, memaksa jalan menjadi sangat padat. Pemerintah sudah pasti ngerasa perlu melakukan tindakan preventif sebelum semua terlambat dan Malang semakin tak hentinya diolok-olok, "Kok macet siiiiyh? Kok panas siiyhh?" *alah

2. Tunggu efek positif-nya dengan bersabar
Yang namanya kebijakan baru tidak selamanya langsung kelihatan efek positif. Kebijakan yang ada masa kini kayaknya lebih disusun untuk memperbaiki dan mengarahkan pada pengembangan, bukan lagi menciptakan sistem baru. Lihat apa yang dilakukan Pak Jokowi pada Kota Solo, contohnya.
Dari sinilah aku ngambil pernyataan bahwa manusia Indonesia mengedepankan emosi daripada kepala dingin kalau menghadapi masalah yang berkaitan dengan materi yang dimilikinya. Maen protes lah, maen demo lah, maen bakar lah. 
So pasti ada yang nyangkal nih kata-kata macem, "emang situ pernah ngerasain kaya sini!? haah?!" nah kan emosi kan.
Hehehe.

Kalau aku perhatikan, sebagian besar subjek pemberi aspirasi dengan emosi yang sedang kubahas ini adalah pemilik fasilitas perdagangan jasa, sebagian besar. Mereka, bisa dilihat, merasa dirugikan karena berkurangnya pendapatan normal, dan merasa tidak mendapat keuntungan apapun dari kebijakan ini.
Boleh kusanggah?
Well Bapak dan Ibu, setidaknya...belum. Bukan tidak.
Allah tiada memberi beban yang hambaNya tak sanggup pikul, bukan?

Iya, aku juga alhamdulillah tahu kalau Rasulullah berkata bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah dari berdagang. Dengan kata lain menurutku, jika seseorang telah mendedikasikan afiliasi hidupnya untuk melaksanakan perdagangan atau jual beli, dia haruslah cinta dengan okupasinya ini.
Cinta yang sepenuh hati, cinta yang hingga malam menjelang, cinta yang dikarenakan Allah, cinta untuk mendapatkan rizki yang halal untuk menghidupi orang-orang yang dihidupinya.

Kalau berkenaan dengan masalah kebijakan, sedang dimanakah cinta itu? Mengapa jadi begitu sulit?

Banyak yang bilang, cinta itu buta.
Sudah banyak bukti mengatakan, kerja dengan rasa bermain beda banget rasanya dengan main berasa kerja. Alasan utamanya ya jelas kecintaan itu sendiri terhadap sesuatu yang kita tekuni bukan?

Bukankah halangan itu Allah kasih buat menguatkan iman dan keyakinan kita bahwa rizkiNya tidak terputus hanya dengan berlakunya jalan satu arah di daerah Kecamatan Lowokwaru Kota Malang ini?
Astaghfirulloh. Maafkan apabila aku lancang berkomentar mengenai hal ini.
Tapi untuk satu sisi hati ini, mengapa jadi tertutup oleh emosi?

--pasti lagi-lagi ada yang bilang "emang situ tau rasanya?! haaah?!"--

Jika Kau Membaca

hai, jika kamu baca kertas ini, berarti kita sudah sampai diujung jalan.
jangan coba hubungi aku, jangan ingat kalau kita saling kenal, tidak usah bertemu lagi, palingkan mukamu dariku apabila kita berpapasan satu waktu nanti.
aku sudah melupakanmu, semoga kau juga.
semoga kau bahagia dengan hidupmu, maaf kalau kita pernah berjumpa.
aku, kamu dan waktu adalah paduan yang salah dan selamanya tetap salah, belajarlah lakukan hal yang sama.
bye.

23 Nov 2013

Jejakmu, Ksatria..



Hai Ksatria, sudah lama rasanya kita tidak berada dalam satu mimbar pertemuan.
Aku merindukanmu, yah rindu yang seperti biasa. Rindu yang tertahan nggak pernah kusampaikan. Sekalinya kusampaikan jawabanmu selalu nggak menenangkan sih =(

Aku sehat dan bahagia disini, sehat semakin berlemak, sehat dan selalu tersenyum.
Aku ingat kata-katamu yang pernah bilang “nggak usah diet, kamu udah kurus” dan aku tertawa.
Lucu.

Banyak orang bertanya, apa aku sering menemuimu dalam mimbar bincang kita yang biasa? Apa aku nggak merindukanmu? Apa hati ini masih selalu menyebutmu?
Jawabannya masih sama kok. Jawabannya ternyata nggak berubah. Aku sudah mengeceknya dan memastikan apa itu berubah? Nggak kok ternyata.
Aku setia, masih. Bergantung dan menggantungkan hati ini padamu.

Sedikit badai indah dari Tuhan kemaren malah ingin aku ceritakan kepadamu. Betapa bahagianya aku mengalaminya, betapa bersyukurnya, dan sekaligus betapa sedih luar biasanya aku nggak bisa melalui ini bersamamu.
Masihkah kau puasa sunnah seperti biasa? Tanpa kuingatkan dan kubangunkan sahur?
Masihkah kau mau menjadi imam sholatku diruangan 2x1.5 meter itu seperti biasa?
Ah, sakit rasanya mengingatmu. Tapi aku bahagia.
Sahur susu strawberry? Hehe =)

Dan disini, aku suka sekali jus strawberry.
Seperti seseorang pernah bilang padaku, makan/minum favorit orang tersebut akan sedikit menggantikan ‘keberadaan’ orang tersebut.
Saat itu, aku berharap kamu ada disini. Jadi aku pesan jus strawberry.
Beberapa saat setelahnya, aku sangat ingin kamu ada disini, jadi aku memesan mix jus strawberry-apel.
Semuanya favoritmu.
Tapi maaf aku masih belum bisa makan pedas. Penyakit itu masih menghantuiku.

Hai Ksatria, film favoritku sudah tayang. The Hunger Games: Catching Fire.
Sedih sekali kamu nun jauh disana. Aku berharap kita bisa nonton bareng.
Sore ini aku mengajukan usul padamu, bagaimana kalau nonton di hari dan jam sama? Biar kita tetep nonton bareng =)
Ah betapa aku kehilangan keberadaanmu disini. Betapa aku kehilangan punggung kokoh itu.

Tapi kamu bilang malam ini kamu sudah akan nonton. Yaudahlah ya =)
Masih ada film Hunger Games sequel ketiga. Aku berharap itu bersamamu.

Lihatlah betapa jejak keberadaanmu masih ada disini.
Sengaja kubawa kesini sih. Biar aku nggak terlalu jatuh kedalam “jebakan betmen” seseorang.
Sudah jatuh sih, sudah luka, sudah sangat suka. Dan saat terjatuh dan terhempas badai,sakitnya luar biasa. Sedihnya luar biasa. Kamu bisa tanya siapapun yang mengerti masalahku disini.
Tapi, aku mencari cara menggengam tanganmu. Agar hati ini nggak berpindah.
Sampai saat ini, aku masih merasa bisa menggenggam tanganmu. Mengikuti langkah-langkah kokohmu.
Aku mencoba berpikir ala kamu. Mencoba menjadi seseorang sepertimu.
Penuh senyum dan guratan sedih yang terhapus secara bersamaan.
Betapa hebatnya seseorang kamu, seseorang Ksatria, dimataku.

Dahulu, kini, mungkin --always pray to Allah-- hingga nanti.

Tahukah kamu? Ceritanya terlalu panjang.
I wish I was her, Ksatria.
I wish I was her. 
I wish I was..dia, yang lagi ada pada jarak beberapa jam dari sini mengemban tugas sebagai seorang Ibu dari seorang anak.
I really do.
(Sakhrukh Khan dalam Kal Ho Naa Ho mode ON nih--suka banget jadi dia)

Sudah maghrib, malam minggu lho ini =D 
Akan menjadi malam minggu yang sangat indah dengan buku-buku pengetahuan umum yang 8 tahun lalu terakhir kali kupegang. Hehe.

17 Nov 2013

Hey Kamu

Hey kamu..
hujan turun lagi, dan aku ingat betapa bingungnya kamu akan hujan..membuat kita akan basah kuyup, tanpa adanya mantel pelindung dimotorku.
Di kala itu, aku tertawa.
Kamu konyol.

Hey kamu..
aku masih ingat saat perjumpaan kita pertama,
kamu nampak angkuh, sok pinter, metuwek, irit banget kalau ngomong..
yah tipikal orang-orang itu pada umumnyalah yaaa..
njelehi ngerti gak??! -___________-"

Hey kamu..
semakin kesini, kok kayaknya kamu makin berubah.
ini kamu yang sebenarnya, apa bukan?
kan aku belum kenal kamu.
nggak tahu mana bener mana salah.
tapi tetep,, smile ajalah ya =D

Hey kamu..
aku suka kamu pada pandangan pertama.
tapi makin kesini..aku sadar aku harus mundur.
namanya juga hidup.
namanya juga cinta.
namanya juga belajar.
dan aku orang baik-baik.
masih tetap orang baik-baik, sejak 25 tahun yang lalu.

Hey kamu,
aku masih tersenyum oleh beberapa tingkah culun dan bodohmu.
aku senang, dan senang menyukaimu.
aku senang, meski harus dihentikan, aku senang.
maaf yaa sudah mengata-ngataimu bodoh.
eh aku bilang bodoh sambil tertawa kok.
ya karena kamu bodoh...hahaha =D

Hey kamu,
tetaplah disana ya. diujung jalan itu.
jangan beranjak.
jangan jadi orang nakal.
sholat dan sunnah penuhilah.
minum susu jangan lupa.
dan bawa payung kalau-kalau kakimu lelah saat hujan datang.

Hey kamu,
maaf dan terimakasih.
I love you, I love for being loved, and I love the way it goes to us.

16 Nov 2013

Jogjakarta Kotanya Abah Kami

Holaaa.. Assalamualaikuuumm!
First I'd like to say thanks a lot buat Blogger for Android. Dulu udah sempet install sih di hape yang lama, tapi karena kemampuan hape yang dulu ga mumpuni, jadilah saya uninstall.
Hingga hape yang ini sudah hampir setengah tahun lebih menemani saya (yah meski mau ganti hape lagi saking lemotnya--maklum bakul pulsa) akhirnya saya cobain untuk install.
Semoga bisa eksis di blog lagi =D

Hari ini diawali dengan perjalanan ke Magelang, Borobudur tepatnya.
Meski singkat dan disana cuma dapet ngobrol ama pak Polisi, yah gapapalah yaa.. Next time I'll catch my own sunrise at there. I promise!
Seru banget.. disana lagi ada persiapan acara Lari 10km yang diadakan besok. Fighting buat yang ikutan lari besok yaaaaaa...
Sayangnya aku ke Magelang bukan buat kejar-kejaran ama pelari lain.
Ke Magelang mau kejar sunrise kook, yang sayangnya ga aku dapet pagi tadi.

Gapapa ya Nikolas, kita bisa kencan berdua next time. Eh bertiga ding, ama Bebiblue.
--kepikiran buat nabung beli lensa buat Nikolas, tapi kapaaan? hahaha--

Balik lagi ke kota Jogja.
Pulang-pulang agak gerimis ini tadi.
Saking ngantuknya, aku ketiduran sampai hampir kehilangan waktu sholat dhuhur. Bangun-bangun udah 1.30 pm aja..!! Gara-gara semalem asyik main Onet sampe jam 1 dan harus bangun subuh buat mangkat nglaju (bahasa orang jogja untuk budhal alias berangkat alias going to) ke Magelang.
Tadi setelah makan siang di Ayam Cobek selokan, aku dan Edo mampir bengkel di Jakal KM 6 situ buat beli karet tali.. Apa ya namanya? Karet yang fungsinya buat naleni jas hujan just in case motormu ga punya jok dalam itu loh.
Ini aku lampirkan gambarnya.
Tiba-tiba Edo nyeletuk "Beli ginian marakne eling Abah yo Mbak,"
Langsung tercetus ide buat cerita di blog deh. Gara-gara laptop lagi dipake mainan counter strike ama Edo, jadinya saya berkreasi via Blogger from hengpong.

Moment inget almarhum Abah tadi sempet bikin kami sama-sama terdiam sebentar. Betapa beliau seorang figur Ayah yang udah lama banget ga kami rasakan disekitar kami keberadaannya. Udah 14 tahun lamanya aku dan Edo berpredikat Anak Yatim.
Yah meskipun di hati kami, Abah bakal selalu ada sampai kami mati nanti, tapi ga jarang kami tiba-tiba kangen beliau kaya ini tadi.
Dulu motor yang Abah punya itu motor kantor dari Mama, Honda win 100 ituloh. Sayang dulu kami ga punya kamera atau apapun yang bisa merekam keberadaan motor tersebut ya. Kamu yang penasaran monggo lihat di mbah Google ajadeh. Hehe.

Sama, eh, mirip keadaannya sama motor Edo yang sekarang dia bawa PP magelang-jogja. Tapi Edo pake Honda Megapro..
Kebiasaan yang sama, mengikat jas ujan di jok depan / belakang, dengan karet. Kondisional. Kalo pas gonceng orang ya di tanki bensin nyantolinnya. Kalo sepedaan sendiri ya di belakang. PERSIIIISSS..ama apa yang Abah biasa lakukan.

Kangen Bah =(

Hal yang paling aku kangenin adalah moment saat kami belanja kulakan barang dagangan buat dijual kembali di warung kelontong kami dirumah.
Dulu..
Pernah sekali, Fiya kecil yang tomboy merengek minta dibelikan mobil-mobilan.
Harga mainannya seribu rupiah. Harga yang lumayan jadi keuntungan Abah jualan.
Fiya kecil terus merengek tak henti di toko grosir tempat Abah kulakan.
Dengan senyum Abah yang tenang, beliau buka dompetnya yang hanya menyisakan bon-bon tagihan belanja barang dagangan. 5 menit lamanya beliau merogoh kesana kemari dompet lusuh itu.
Akhirnya seperti menemukan harta karun, didapatnya koin seribu rupiah. Fiya kecil riang dengan mainan mobil-mobilannya.

Hari itu Abah dan Fiya belanja beras gula dan minyak untuk dijual lagi di warung. Pulang sekolah dijemput Abah dengan Win 100nya merupakan kebanggaan saat itu. Karena Fiya kecil biasa naik angkot ke rumah Mbah Uti lalu dijemput Mama sorenya. Jarang sekali Fiya kecil dijemput oleh Abah lalu diajak beliau menemani beli barang jualan warung.
Entahlah agak lupa kelanjutannya, ketika Fiya kecil sadar, Abah dan Fiya sudah tergeletak tengah jalan. Barang dagangan tumpah ruah kesana kemari. Sepertinya motor Abah terpeleset oleh aspal baru di jalan kembar perumnas kami.
Abah datang menghampiri, mengusap dengkul Fiya, sambil bilang
"mbak gapapa? jangan bilang mama ya, nanti mama marah"
..................

Abah.. Kangen =(

17 tahun sesudahnya, dengan kuasa Alloh. Kami dua putra putri Abah, Fiya dan Edo, berada dikota dimana beliau menghabiskan masa kuliah menempuh gelar sarjana-nya. Dengan kuasa Alloh, kami di Jogjakarta sekarang.
Edo di Magelang sih. Tapi seringkali dia habiskan weekend di Jogja. Seperti hari ini.

Kadang waktuku habis buat membayangkan dan bertanya-tanya.
Apa Abah pernah berdoa dan meminta ke Alloh ya, agar kami diletakkan disini?
Bagaimana Jogja dulu waktu Abah muda disini?
Apa Abah seneng disini?
Dimana tempat favorit beliau ya?

Well Bah, inilah kami sekarang. Muda, bahagia, dan berada dikota Abah dulu.
Seringkali ketika berkendara sendirian dengan Bebiblue, aku  sempatkan lewat IAIN, tempat Abah dulu kuliah.. IAIN yang kini telah menjadi sangat megah.
Apa dulu Abah sekolah disana, IAIN sudah semegah itu Bah?

Abah.. Kami kangen =)

Dengan ijin Alloh, dengan ijin alm. Datuk (yang selalu menjaga kami berdua--heran juga kenapa aku dan Edo tidak pernah berjumpa dengan beliau, tapi banyak orang berkata kami selalu dijaga oleh Datuk), dan dengan ijin alm. Abah.. ijinkan aku dan Edo menyelesaikan studi kami disini,
segera bertemu jodoh (eaaa..aamiin) dan segera kembali ke Malang berkumpul dengan Mama ya..
InshaAlloh.

=)

14 Nov 2013

Sapa Aku Saat Senja (2)

Sapa Aku Saat Senja bagian pertama ada disini

[masih dengan backsound suaraku sendiri - you may hear my voice here]

Kita ternyata memang tidak untuk bersama.

Hal itu kenyataan.

Sudah jangan mencoba mengelaknya.

Kau seharusnya disana, dan aku seharusnya tidak menemukanmu.
Aku seharusnya tidak boleh sempat berharap kau memiliki rasa yang sama.
Meski ternyata kau mungkin memiliki rasa yang sama, aku tidak bisa menerimanya.

Aku sudah lama merelakanmu.
Meski rasanya seperti melepas nyawaku sendiri saking sakitnya,
Namun iya, aku sudah mencoba ikhlas.

"Waktu (akan) mengajarkan aku lupa,"

Kemarin, aku terus mencari cara untuk melupakanmu.
Hingga kinipun, aku terus berusaha keras melupakanmu.
Pernahkah kau mendengar kata-kata,
"Sesibuk apapun seorang wanita, dia tidak akan berhenti memikirkan seseorang yang dia cinta?"

Iya, itu benar.
Karena aku melihat jawaban pertanyaan itu di mata ibuku.

Sialnya kini aku juga melihatnya dimataku, saat memikirkanmu.

Aku, seorang wanita, mencintaimu. Tapi takkan pernah mampu tuk punya kekuatan mengutarakannya.
Jangankan mengutarakan, memberimu tanda saja aku tak pernah mampu.

Yasudah, bodoh ya bodoh saja.

Hey kamu, jangan tukar cinta dengan derita! (based on lirik lagu Ribas diatas yang lagi kunyanyikan)

Jogjakarta selalu hujan, apakabarmu hari ini disana?
Sehat kah? Senang kah?
Tidak lupakah kau untuk minum susu?
Sampaikan salamku pada malam-malam saat kita bersama..

Senja sore tadi adalah senja yang indah yang Dia anugerahkan padaku.
Harum tanah, angin segar..
Langit yang berwarna biru dan abu-abu cerah.. warna favorit untuk tersenyum,
dan juga landscape-landscape indah untuk kuambil,
Untuk terbingkai cerita dalam November Rain dengan Nikolas-ku tersayang..

Sayang saja kau tidak sedang bersamaku.
Sayangnya.. kau tidak untuk bersamaku, mungkin.

Semoga hidupmu bahagia.

Semoga Allah bersamamu.

Ingatkah engkau pada bahu lemah ini?
Tempatmu bersandar dan bercerita tentang...cinta.

13 Nov 2013

UP UP UP!

Well, roda sudah ditengah.

Kembali ke masa 3tahun lalu nih, kembali berjuang dengan mimpi-mimpi dan
dejavu.

Hey kamu, terus semangatin dan ingetin aku ya!

Meski jauh, meski sakit, meski harus berkantung mata.

=)

11 Nov 2013

Meracau Jadi Nggak Usah Dibaca

[backsound - Chrisye Kala Cinta Menggoda]

Malam ini hujan lagi. Nggak kenapa-kenapa sih, hanya kok ya sesuai ama yang ada didalam kepala gitu suasananya. Jadi klooppp, luar dalem.

Apa ya? 
Fase hidup nggak selalu seperti yang kita inginkan. Jadi aku sedang merasa difase yang paling bawah alias lagi jatuh tuh tuh tuuuh....
Tapi kata ustadz Felix, jatuh tujuh kali, bangkit delapan kali
It's a must! Langsung berbinar-binar aja mata waktu ngelihat tweet si Ustadz soal itu tadi siang. Meski simpel, tapi emang bener.

Lagi berada di fase dimana kerasa banget kalau sayangnya Allah itu menuntut untuk tetep kuat ya, meski bawaannya kepengen nangiisss mulu aku ni. Nggak cuma hari ini, tapi udah berminggu-minggu lamanya aku mendam perasaan sesak ini.

Aku ni seringkali punya emosi yang meluap-luap, seriiing banget.
Jadi ada kalanya, dalam masalah ini, aku menyumpahserapahi diri sendiri macem, "Kenapa harus sekarang? Kenapa aku sih? Kenapa dia? Kenapa....@#$#^#!@!$%$&*%#^&$%" gitu terus sepanjang hari.
Membuat progress thesis masih enggak beranjak dari angka 5% aja dari minggu lalu.

Karena ini semua disebabkan oleh satu masalah, jadinya seringkali setelah menyumpah-serahapahi diri sendiri kaya kalimat diatas, aku menyalahkan si obyek sumber masalah. Aku kutuk dia dengan berbagai macam kutukan, aku olok-olok, sampe capek.
Lalu, yah ujung-ujungnya nangis.

Selama beberapa minggu ini, tiap bangun pagi acaranya adalah memotivasi diri sendiri. Mengatakan semua baik-baik aja. Dan sekaligus juga menanamkan pikiran bahwa ketika ini udah terlalui, aku lulus ujian yang Alloh kasi, dan aku bakal naik kelas.
Lalu hari-hari penuh pikiran itu berjalan, dan yah tetap memuakkan.

[masih dengan backsound - Chrisye Kala Cinta Menggoda]

Apa masalahnya, yah nggak perlu diumbar disini lah ya. Bukan saatnya dan belum saatnya. Masalah hati, logika, dan kenyataan.
Pahit kan fiy?
Sakit kan fiy?
Sesak kan fiy?
Pusing kan fiy?

Jawabannya, IYA. Sampe mimpi setiap malam tuh cuma mimpi buruk aja.
Mimpi kamu, si obyek masalah. Mimpi Ksatria Perjalanan yang perlahan-lahan meninggalkan aku.
Mimpi yang bikin sesak napas.

Sedihnya nggak bisa nonton Catching Fire yang premiere di hollywood 22 November 2013 besok ini bareng dia. Sedih.
Ada yang mau nemenin kah? Atau kamu, yang lagi baca blog ini? Mau kah nemenin nonton?
Karena nggak banyak orang suka ama Trilogi Hunger Games.

And well... batas proposal thesis: Bulan Desember, semakin dekat.

30 Okt 2013

Ini Lucu

Sunset di Barchan Sand Dune,, wah andai aku bisa kesini, dengan dia.


Ini lucu.

Aku selalu bilang pada diriku sendiri, atau pada orang-orang lewat blogku, bahwa Jogja adalah kota sejuta cinta. Kota dimana sesedih apapun aku, pasti ada hal-hal kecil yang memperbaikinya.
Well, karena makna cinta tidak sedangkal cerita-cerita roman sih kali ya. Jadi begitulah aku hidup disini.

Ada yang pernah mencoba membaca mataku, sepanjang jalanku disini, aku tidak akan berniat untuk mencapai impian hidup nomor sekian itu. Tidak disini, dikota ini.

Dan well, sunrise di Ngasem masih tetap indah kok seperti beberapa tahun lalu, right Kek? Hehe :)
 
Wah benar sekali. Disini aku banyak bertemu dengan orang-orang baru. Banyak tersenyum karena alasan baru. Sekaligus bersedih oleh kejadian-kejadian menyakitkan yang mengiringinya.
Antara marah, senang, seklaigus sedih yang teramat sangat kualami dalam satu kurun waktu. Semua kebingungan aku pikirkan sendiri, namun pertanyaan-pertanyaan tak hentinya aku tanyakan padaNya. Kenapa aku? Kenapa sekarang?

Aku belajar untuk jatuh cinta. Tepatnya, mengkoreksi perasaan pada Sang Ksatria Perjalanan. Kulakukan ini semua memang untuk memperjelas perasaan yang pada akhir-akhir ini sedang kutanyakan.. benarkah? 
Masihkah? 
Akankah ini usai?

Sejujurnya, kemaren kepala ini sempat sedikit terbelok pada seseorang diujung jalan. 
Seseorang yang tidak pernah aku kira akan melakukan hal-hal “gila” yang tidak pernah sekalipun aku pikirkan pernah terlintas dikepala. Seseorang yang sering sekali aku olok-olok dalam hati. Seorang yang suuperrr aneh, gila, keras, jahat, sekaligus mengagumkan sedang tertawa dan selalu membuatku tertawa dari sana, ujung jalan yang aku tak tahu akan kemana.

Aku benci sekali dengan keberadaannya. Sedihnya, aku mulai membencinya saat aku sedang jatuh cinta pada dia. Sedih sekali bukan? 
Sial, lagu itu terus terngiang dikepalaku.

“…sampai kapanpun, waktu bergulir,
….aku dikuatkan karenamu..”

Ini cuma terjadi sebentar dalam perjalanan hari-hariku, tapi entah kenapa rasanya aku sudah memikirkannya bertahun-tahun. Terlalu lama waktu berjalan dalam kepalaku. Mimpi-mimpi yang datang pun malah menunjukkan kekawatiranku akan kehilangan sang Ksatria. Ah, memuakkan.

Ini lucu. 
Aku sedang berusaha mengindahkannya, oleh karena batasan yang dia buat sudah dia robek sendiri.
Ini lucu. 
Karena aku sedih. Sedih karena dia meninggalkanku, atau tepatnya aku membuat dia meninggalkanku karena batasan ini sudah terlalu jauh. 
Ini lucu. 
Karena dulu mata ini mengaguminya pada kali pertama kita berjumpa, dan ini lucu karena rasa sesal itu tumbuh dari penolakan rasa oleh mata. 
Ini lucu. Masih, lucu.

Ini sungguh-sungguh lucu. 
Sore ini Jogja hujan, apakah kau hujan-hujanan? Apa kau sakit?

Ini lucu. Sangat lucu.
Bodoh ya aku? Terlalu cepat dan konyol. Terlalu rapuh dan ... yah, sangat rapuh.
Kok bisa ya?
Bodoh banget aku. Tapi.. Semua terjadi karena alasan. Semua.

Ah mbuh wes!

23 Okt 2013

Close To You

Halo halo.. 
Yah sudah sebulan tepat sudah nggak posting di blog, maka saatnya untuk mengupdate :D

Beberapa minggu terakhir ini lagi seneng banget ama orang, (*eh!) maksudnya lagi seneng seseorang yang menyanyikan sebuah lagu yang terus-terusan terngiang dikepala. Lagunya mungkin familiar buat kamu, dan sempet booming beberapa tahun silam sih, waktu ada pelem Meteor Garden yang sequel 2 sedang tayang di salah satu tipi nasional.

Judul lagunya Close To You.

Sejak awal udah tahu kalo yang nyanyi aslinya Band The Carpenters, sebuah band yang berjaya di masanya (masa-masa saya masih dalam angan orang tua kayaknya, eh). Lagu Close To You dijadikan sebuah nama album mereka dan dirilis pada tahun 1970. Dan saya sebagai penikmat lagu-lagu oldies manca maupun anak negeri alhamdulillah sudah punya lagu tersebut.


Cover Album Close To You, thankyou wikipedia!
Tetapi yang membuat penasaran dan kepengen banget itu adalah kenyataan bahwa di jajaran soundtrack Meteor Garden, lagu Close To You dinyanyikan ama seseorang cowok yang berkebangsaan sama kaya Hwa Che Lei dan juga si Tao Ming Tse (eh bener nggak nulisnya?)!!

Nah,, sang musisi bernama Edward Ou (silahkan klik namanya jadi kamu bisa lihat biografi si Edward via wikipedia) Jadilah saya bersemedi depan layar untuk mencari serta mendengarkan lagu yang sudah lama sekali ingin saya dengar ini.

Beruntungnya akuu bisa menemukan lagu jadul itu di salah satu situs internet, dan akhirnya kuputar berulang-ulang deeh. Serasa kepingin ada yang nyanyiin lagu tersebut buat aku :") 
*ngareeeppp

Karena sampe sekarang belum ada yang nyanyiin buat aku, jadi aku memberanikan diri menyanyikannya buat kamu. Iya, kamu yang lagi baca postingan iniii.. 
Kamu 100 persen layak buat kunyanyikan lagu ini :) 

Etapi tapi kalo suaranya kerasa kaya bledhek ga usah dilanjutin ndengernya ya.. Kasian kuping kamu.. :(

Well,
Silahkan klik tanda panah berwarna oranye dibawah ini ya.. enjoy!



23 Sep 2013

Club of 25

Whoaa..
Nggak terasa banget umurku udah melalui angka seperti pada judul.
Terimakasih Allah sudah memberikan kesempatan selama ini untuk menikmati segala anugerahMu.

Menyenangkan rasanya bisa bersama semua orang yang menyayangi dan kusayangi selama ini.
Sehat, bisa berjalan, bisa tertawa, bisa tersenyum dan bahagia.

Terimakasih untuk setahun di umur 24 yang begitu indah. Terimakasih untuk memberiku hal-hal yang diluar bayangan di umur 24 kemarin.

Terimakasih untuk kesempatan jalan-jalan 'on duty'-nya, dan menikmati udara Kota Cinta Jogjakarta Ya Allah. Terimakasih telah membawaku merasakan kembali udara kota ini. Kota yang beberapa tahun lalu aku batin-batinkan untuk kembali. Dan waw, Engkau memberiku kesempatan ini dengan cuma-cuma.

Seperti mimpi, mimpi yang aku jalani di dunia nyata.
AnugerahMu yang mana lagi yang akan aku dustakan? =)

Senang sekali, ada sedikit sedih, tapi senang.. Banyak senangnya.

Nampaknya make a wish sudah tak pantas lagi kulakukan, sudah tinggi derajat angka umur ini.
Sudah banyaaaak sekali wish-ku yang Engkau kabulkan.

last year cake from my beloved friends, sweet isn't?

Cuma minta jagalah mama hingga aku mampu mewujudkan impian tertinggiku untuk beliau.
Cause I love her more than anything in this world.

And last,
Happy Birthday to Me :D

18 Sep 2013

Semua Terjadi Karena Alasan

Halo! Lama banget aku nggak posting blog ya.

Banyak banget ide mau nulis, tapi bingung mau yang mana dulu yang ingin kutulis. Jadilah setelah undian postingan (uopooo ikii undian postingan jare --") aku tulis sepenggal narasi yang terinspirasi dari sebuah postingan blog yang aku follow milik mbak dokter muda yang cantik, Maretha yakni Luka Tanpa Akhiran.

Jadi aku tuh kepikiran buat membikin satu narasi yang njelasin kelanjutan dari cerita pendek yang bu Dokter bikin..

Nah! Sampe kebawa mimpi segala nih kepengen bikin narasinya.. jadi kalau nggak beneran ditulis bisa keluar jadi angin hahaha :D

Judul postingan blogku ini kupilih "Semua Terjadi Karena Alasan" karena aku membuat narasi ini sambil mendengarkan lagu Band Jikustik berjudul sama. Inspirasinya keluar banget kalo ngedengerin lagu yang sesuai.

Anyway.. semoga Bu Dokter ga marah aku kembangkan ide cerita yang dia punya menjadi kaya gini yah. Semogaaaa... He he he

Oke here we go.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Langit senja mulai berubah merah, berubah seperti seharusnya dia. Kulihati perubahan langit itu lekat-lekat, menengadah mengagumi indahnya kejadian sore. Menikmati perubahan warnanya, dari terang hingga gelap. Hal yang biasa kulakukan sejak aku kecil. Kebiasaan yang membawa banyak kenangan, manis sekaligus begitu pahit.

Meski langit telah gelap, kepalaku tetap menengadah melihat keatas ambil kembali mengingat masa lalu, masa kecilku, dan sadar bahwa ini langit yang sama meskipun berada pada koordinat yang sedikit berbeda dari yang dulu. Langit disini lebih berwarna kurasa. Lebih indah disini, karena lebih lama aku bisa menikmati warna merahnya berubah menjadi jingga. Yang sebenarnya bahwa menikmati perubahan warna sama saja dengan membuka perban lukaku yang tak akan kutahu kapan akan sembuh.

Sudah tiga atau lima jalur bis melewati perhentianku berdiri, tak satu bis pun kupilih. Hanya kulihati saja dia berhenti, saling pandang dengan sang supir yang tentunya mengira aku akan naik, lima menit berlalu dan pergi.

Terminal Bus Sentral Konakadai memang sebuah persimpangan sempurna untuk siapapun yang ingin melakukan perjalanan jauh. Tepat didepan pemberhentian bis sentral, kita bisa langsung berpindah moda ke beberapa line subway yang tersedia. Ingin kemana, tinggal pilih saja. Sayangnya aku sedang ingin disini. Warna langit senja diantara tingginya gedung-gedung tengah kota kecil ini lebih menarik perhatianku.

Kebiasaan baru yang kupunya disini adalah menikmati senja ditengah keramaian dan padatnya orang-orang pulang kerja. Dan taman kota di simpang terminal bus sentral Konakadai merupakan tempat yang cocok untuk melakukan hal yang aku senangi. Kebetulan sekali kelas kuliahku berakhir menjelang sore, sehingga saat turun dari line subway Konakadai aku langsung bisa menuju sudut taman kota persimpangan favoritku.

Aku lukis kembali senja yang kupandangi dengan pensil warnaku, Berbeda dengan yang lalu, pemandangan lukisanku kini berubah. Gedung-gedung tinggi penghiasnya, tak jarang juga burung gagak beterbangan, entah berpindah sarang atau mencari pasangannya.

Inilah halaman kehidupan baruku, halaman baru yang berusaha sekuat tenaga menginjak luka dan menutupi dengan lembaran berbeda. Namun meski dia telah tertutup, tetap saja warna-warna senja membuatku ingat akan lukaku. Haha, bodoh? Biar saja.

Aku seorang laki-laki, dan seharusnya aku bisa segera bangkit kembali setelah apa yang aku alami. Kenyataannya tidak, aku tetap mengingat luka dan kebodohanku. Terkadang menertawakannya, lalu tiba-tiba sesaat tenggelam bersedih.

Aku seorang laki-laki, tapi sangat berat untuk lupa dan menyembuhkan luka yang aku punya. Mungkin memang tidak untuk dilupakan, tapi mungkin memang untuk dibawa pergi kemanapun aku ingin pergi. Kenyataannya memang begitu, aku membawa luka ini hingga jauh keseberang sekarang. Mulai berharap luka ini bisa sembuh dengan sendirinya disini. Aku memilih untuk tidak melupakan lukaku. Luka yang semakin diingat semakin terasa menganga ini, pada akhirnya.

Aku tidak jarang melarang pikiranku untuk ingat, tapi kenangan itu tidak sengaja merasuk hadir dan menghancurkan lagi hatiku. Berusaha untuk mengalihkan pikiran, aku malah membayangkan berhadapan dengan sang penyayat hati. Sekali menanyakan kabarnya dan takdir macam apa yang mungkin membuat kami bertemu lagi. Tidak kupungkiri memang aku masih mempunyai rasa rindu yang dalam pada dia. Meski tidak lagi diperbolehkan. Maka cepat-cepat kuselesaikan gambarku, dan keramaian persimpangan ini semakin membuatku kehilangan konsentrasi.

Orang-orang dengan kesibukannya masing-masing berlalu lalang tak henti sepanjang sore sedari tadi aku duduk disini. Ramai sekali halte bus sore ini. Mereka yang pulang dari tempat kerja dan segera ingin berjumpa dengan hangatnya rumah dan keluarga saling mempercepat langkah, sama sekali tidak melihat satu sama lain. Tidak peduli satu sama lain.
Hal yang sudah biasa kulihat disini, tepatnya sejak setahun lalu aku disini.

Tak lagi memperhatikan bus yang terus menerus datang dan pergi membawa penumpangnya ke berbagai jurusan, aku memperhatikan satu per satu orang yang lewat didepanku. Setelah sedikit lengang, kuarahkan kaki menuju mesin fending beberapa langkah dari tempatku duduk. Musim panas disini memang menelan uang dari saku setiap orang untuk setidaknya membeli minum dijalan. Suhu yang tidak acuh pada kulit manusia membakar empat belas jam lamanya dalam sehari.

Sadar bahwa langit sudah berubah gelap, aku putuskan berjalan pulang menuju dormitory yang tempatnya tidak begitu jauh dari terminal bus sentral. Lima belas menit saja berjalan kaki.

Disini orang-orang terbiasa pergi atau pulang menuju rumah, sekolah, atau tempat kerja dengan berjalan. Tak berbeda denganku, jalan kaki sudah merupakan kebiasaan sekarang. Aku merasa sangat menikmati saat aku berjalan kaki karena banyak ide dan hal-hal positif yang muncul. Perlahan namun pasti, aku yakin luka ini akan menjadi pijakan langkahku dalam kehidupanku kini.

Sakit pasti, tapi kupaksakan lega melihat orang yang begitu kucintai sepanjang hidupku sudah berbahagia.