18 Feb 2021

Sudah Lelah

Puji Tuhan, satu lembar lagi terlalui, well selamat datang tahun 2021. 

Maaf yaa.. baru bisa mengisi postingan disini lagi. Sebenernya pengen banget rajin-rajin posting seperti masa-masa dulu waktu di bangku kuliah, tapi makin kesini kok kayanya makin sempit waktuku mencintai diriku (baca; menikmati waktu berjalan dengan bercerita disini, yang mana emang nulis disini rata-rata biar aku ingat) dan makin susah nyari waktu.

Herannya, makin kepepet, makin kebelet nulis deh akutu. Haha. 

Seperti malam ini, ditengah deadline pekerjaan, yang harusnya sesuai janjiku aku serahkan tadi sore, eh tapi hingga menjelang tengah malam masih belum kelar seratus persen.. dan aku malah nulis disini. Ehehehe. Geje ya.

Ada beberapa hal dan cerita yang pengen banget aku tulis.

Oke mulai dari yang satu ini. Persis dua minggu setelah aku posting cerita pendek soal pandemi, Segudang Badai Bulan Sembilan, yang mana nawaitu emang nulis fiksi itu.. aku terkonfirmasi positif COVID-19. Persis dua minggu. Beneran ga kepikiran bakal kejadian juga. Syukur puji Tuhan aku bisa melewatinya, dan sekarang udah sehat lagi. 

Pengalaman saat isolasi mandiri gimana? Ya gak gimana-gimana.. aku termasuk orang tanpa gejala sehingga bisa negatif segera di hari kedua belas isolasi mandiri. Waktu isolasi mandiri apa aja yang dilakukan? Well percaya ga percaya, aku tetep bekerja seperti biasa waktu sakit COVID itu. Bahkan lembur-lembur bak hari normal kerja. 

Terus hal kedua adalah ini. Hari ini, sekitar sepuluh hari menjelang aku resign dari kantor tempatku bekerja selama tiga tahun belakangan. Yep.. aku berhenti akhirnya. Alesannya? Banyak. Namun ketika ditanya masyarakat, jawabanku selalu sama "Aku capek.. pengen tidur dan istirahat.."

Hari ini, enam hari kerja menjelang hariku berhenti kerja kantor. Ketika ditanya "terus abis itu mau kemana?" aku jawab: belum nentukan.. mau tidur aja dirumah dulu. Istirahat. I mean it. Aku bener-bener butuh istirahat. Karena yang kupelajari dari tiga tahun kebelakang, setiap awal tahun badanku selalu secara teratur berontak. Kucek jadwal cek up BPJS ku, ya emang tiap awal tahun aku selalu sakit. Se-la-lu. Udah, cukuplah tiga tahun aja ritme kerjaku ga beres macem gini. Lemburan sepanjang tahun itu ga baik, Dear. Semoga aku segera dapat pekerjaan yang sesuai keinginan serta kemampuanku ya.. doakan ya? Hehe.

Hal ketiganya adalah hariku ini tadi. Aku sampai rumah dalam kondisi ban kiri depan kendaraan bocor, dan seperti yang pemirsa sekalian sudah ketahui, jam pulang kantorku adalah sebelas dua belas ama shift sorenya petugas rumah sakit, yang mana jam sembilan malam baru perjalanan kembali ke rumah. Bisa ditebaklah, mana ada tambal ban di sisi pinggiran kota ini yang buka? Ban tubeless pula. Akhirnya tadi pelan-pelan kubawa sampai rumah dan berharap besok tambal ban depan perumahan sudah buka waktu aku kesana. Semoga ya!

Sejujurnya, keluhanku akhir-akhir ini adalah akumulasi kelelahanku bekerja. Bener banget kok kata orang-orang, kalau pekerjaan yang dikerjakan udah tidak sepenuh hati dilakuin dan udah tidak ada passion disana, ya sampai kapanpun kerjaannya ga bakal kelar. Itulah yang terjadi pada deadline ku yang sedang aku selesaikan ini. 

Berharap sekali segera tanggal satu di bulan baru, tanggal aku mengajukan mundur dari jabatanku yang sungguh terasa berat aku emban sekarang di tempat kerjaku. Manajer Teknik merangkap admin, merangkap kurir komitmen, merangkap keuangan, merangkap tenaga ahli, merangkap sopir, merangkap project officer, merangkap tukang cuci piring, merangkap... banyak. 

Sungguh, aku tidak akan menyesal berhenti. Iya, karena aku sudah lelah.

Sekian dulu ya. Ku balik kerja dulu. Semoga akan makin rajin nulis lagi disini.